Thursday, March 3, 2011

Tips Menghindari Bakteri Enterobacter Sakazakii

1. Dianjurkan menggunakan air yang dimasak sampai mendidih. Biarkan air selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari 70 derajat celcius.
2. Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai takaran yang dianjurkan pada label.
3. Sisa susu yang telah dilarutkan dibuang setelah 2 jam.
4. Perlu diketahui bahwa susu formula bukan suatu produk yang steril dan dapat terkontaminasi kuman yang menyebabkan penyakit.

Wednesday, March 2, 2011

Cara menginstall Windows 7 melalui USB Flashdisk

Menginstall Windows melalui USB flashdisk ini ternyata banyak keuntungannya dibanding melalui CD atau DVD disk, Kita tidak perlu khawatir akan CD atau DVD yang ngga kebaca sama CD/DVD-ROM, CD atau DVD yang tergores, kadang menyulitkan dalam proses penginstallan windows, sedangkan melalui Flashdisk itu sendiri, hal yang demikian ngga lah perlu terjadi lagi.
Saya akan menunjukkan 2 cara ( secara manual dan otomatis ) menginstall windows 7 melalui USB FlashDisk
Sebelum kita mulai, perlu disiapkan adalah: Sekurangnya 1buah Flashdisk dengan kapasitan 4Gb ato lebih, soalnya Windows 7 setidaknya mengambil tempat sebesar 3Gb.

Cara Manual:
  1. Colokkan USB Flaskdisk anda. (masukin ke usb port yah, jgn ke tempat lain).
  2. Tekan Tombol WIN+R, ketik cmd dan klik OK.
  3. Ketik diskpart dan tekan ENTER.
  4. Ketik list disk, tekan ENTER dan pilihlah yang mana adalah USB flashdisk anda, hati2 jangan salah pilih nanti salah2 yg keformat adalah disk yang lain. jikalau anda punya hanya 1 harddisk makan USB flaskdisknya adalah disk1.
  5. Ketik select disk 1 dan tekan ENTER.
  6. Ketik clean dan tekan ENTER.
  7. Ketik create partition primary lalu tekan ENTER.
  8. Ketik select partition 1 dan tekan ENTER
  9. Ketik active dan tekan ENTER.
  10. Ketik format fs=fat32 dan tekan ENTER
  11. Ketik assign dan tekan ENTER
  12. Ketik exit dan tekan ENTER.
  13. Masukkan disk DVD windows 7  dan copy lah semua isi DVD tadi ke USB Flaskdisk anda.
  14. Booting komputer anda melalu USB Flashdisk, setting malalui bios komputer anda, pastikan boot nya melalui USB Flashdisk, apabila langkah2nya betul, maka proses instalasi windows seharusnya berjalan melalui USB Flashdisk.

Tuesday, March 1, 2011

Praktikum Biologi Pertumbuhan dan Perkembangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BISA DI DOWNLOAD DISINI
BAB I


PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan pada organisme tidak terbatas pada morfogenesis dan diferensiasi, tetapi  juga mencakup suatu peningkatan besarnya organisme tersebut yang dikenal dengan pertumbuhan, sedangkan suatu proses menuju keadaan yang lebih dewasa disebut perkembangan. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor dalam dan luar yang menunjang terjadinya proses-proses tersebut.
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini ialah untuk mengetahui secara jelas bagaimana kelajuan proses pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme serta faktor-faktor yang menunjang proses tersebut. Manfaat yang dapat diperoleh para praktikan yaitu supaya dapat lebih memahami pertumbuhan dan perkembangan organisme terutama tanaman jagung (Zea mays) dan tanaman kacang tanah (Arachis hipogaea) yang digunakan dalam praktikum ini.


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.   Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume dan jumlah sel yang mengakibatkan bertambah besarnya ukuran organisme.Pertambahan jumlah sel terjadi karena adanya pembelahan mitosis.Pertumbuhan bersifat irreversibel, artinya organisme yang tumbuh tidak akan kembali kedalam ukuran semula. Kurva pertumbuhan disebut juga kurva signoide yang mempunyai beberapa periode. Periode pertama yaitu periode lamban, dengan ciri adanya sedikit pertumbuhan atau tidak ada pertumbuahan yang sebenarny (Cambell, 1954). Dalam periode ini organisme sedang mempersiapkan diri untuk tumbuh, Periode kedua adalah periode logaritma atau periode eksponen,dimana pertumbuhan telah dimulai dengan lambat tetapi kemudian semakin cepat. Laju kecepatan yang berangsur-angsur pada tumbuhan dinyatakan dalam bentuk aljabar atau logaritma. Periode yang ketiga adalah periode perlambatan yaitu pertumbuhan akan menjadi lambat dan akhirnya akan berhenti (Kimball, 1992).
Seiring dengan berlangsungnya proses pertumbuhan didalam tubuh organisme terjadi proses pertambahan jenis sel atau disebut perkembangan melalui proses diferensiasi. Perkembangan dapat dinyatakan melalui berbagai cara ,mulai dari bagian tertentu suatu tanaman sampai jumlah total perkembangan tanaman dan dinyatakan dalam batasan bahan kering, tinggi, dan diameter bagian tubuh tanaman atau total tubuh tanaman. Perkembangan juga merupakan suatu proses kemajuan yang terjadi secara berangsur-angsur dari kompleksitas tinggi. Perkembangan pada hewan dan tumbuhan atau tanaman tidak terbatas pada morfogenesis dan diferensiasi tetepi juga mencakup suatu peningkatan besarnya organisme. Tanaman aktifitas perkembangan yang vital ini banyak yang tumpang tindih. Proses perkembangan memerlukn tiga kunci yaitu pembelahan sel yang merupakan proses perbanyakan sel, diferensiasi merupakan suatu proses pembentukan sel-sel yang memiliki fungsi dan struktur khusus, serta morfogenesis yakni gerakan-gerakan sel dan jaringan untuk membentuk organ tubuh (Kimball, 1992).

2.2.   Macam-macam Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada tumbuhan dibedakan menjadi dua macam pertumbuhan, yang pertama pertumbuhan primer, pada akhir perkecambahan tumbuhan membuntuk akar, batang dan daun. Pada ujung batang dan ujung akar terdapatb sel-sel meristem yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus. Aktiftas sel-sel meristem menyebabkan batang dan akar tumbuh memanjang. Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar menurut aktivitasnya dapat dibedakan menjadi tiga daerah. Daerah yang pertama adalah daerah pembelahan sel, terdapat dibagian ujung. Sel-sel didaerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematis. Daerah kedua, daerah perpanjangan sel merupakan daerah dimana tiap sel memiliki aktifitas untuk membesar dan memanjang. Daerah yang ketiga yaitu daerah diferensiasi merupakan daerah yang sel-selnya berdifernsiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus. (Istamas Syamsuri, 2003). Pertumbuhan sekunder merupakan macam pertumbuhan yang kedua. Jaringan permanen sebagai hasil diferensiasi pada ujung batang dan ujung akar dikotil terdiri dari jaringan epidermis, parenkima, kolenkima, sklerenkima, protofloen, protoxilem dan jaringan kambium yang masih tetap bersifat meristematis. Jaringan kambium memiliki kemampuan membelah secara mitosis. Jika sel kambium membelah ke arah luar,akan membentuk sel floem dan yang dalam tetap sebagai kambium,sebaliknya jika membelah kearah dalam sel akan membentuk xilem dan yang luar tetap sebagai kambium. Jadi selam proses pembelahan ini jarinan kambium tetap dipertahankan. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktifitas kambium disebut xilem sekunder dan floem sekunder. (Istamar, 2003)

2.3.   Faktor-Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik luar maupun dalam. Faktor dari luar yaitu (1) nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang terdiri dari unsur-unsur atau senyawa kimia. Nutrisi yang diperlukan merupakan sumber energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan (2) cahaya, selain berpengaruh terhadap proses fotosintesis berpengaruh pula pada pertumbuhan dan setiap organ (3) suhu udara, berpengaruh terhadap kerja enzim sehingga suhu juga berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan seperti reproduksi, fotosintesis, respirasi,dan transpirasi. (4) Oksigen, keadaan kandungan oksigen mempengaruhi pertumbuhan organisme, bagian tumbuhan di atas tanah maupun pertumbuhan akar yang berada di dalam tanah. (5) Kelembapan, mempengaruhi proses penguapan air yang berhubungan dengan penyerapan nutrien. Jika kelembapan rendah, penguapan akan meningkat sehingga penyerapan nutrien semakin banyak. Keadaan ini akan mempengaruhi pertumbuhan (Istamar, 2003). Faktor dari dalam yang mempengaruhi pertumbuhan ialah (1) gen, berperan sebagai pembawa kode untuknpembentukan protein enzim dan hormon.Pembentuken enzim dan hormon ini mempengaruhi berbagai reaksi metabolisme untuk mengatur dan mengendalikan pertumbuhan. (2) hormon, berpengaruh dalam proses pembelahan sel dan pemanjangan sel untuk proses pertumbuhan (Yandaru, 2001).
Perkembangan dipengaruhi oleh (1) sifat genetik, gen yang berbeda-beda diwariskan kepada keturunanya, sifat gen menentukan ciri-ciri yang dimiliki oleh organisme. Pola perkembangan dikendalikan oleh gen. (2) Hormon merupakan pengendalian proses perkembangan. Hormon gliberellin merupakan hormon yang mempunayai fungsi untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman, mempercepat tanaman berbunga, menyebabkan pertumbuhan raksasa serta menyebabkan terjadinya buah tanpa penyerbukan dengan menghasilkan buah yang besar dan tanpa biji (kimball, 1992)
Faktor lingkungan juga mempengaruhi terjadinya proses perkembangan, antara lain nutrisi yang terdiri dari senyawa kimia dan diperlukan sebagai sumber energi, air dibutuhkan sebagai pelarut dan media dalam reaksi kimia didalam tubuh, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan (Istamar, 2003).

BAB III

METODOLOGI

Praktikum Biologi dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan  dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 1 November 2009 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan,          Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1.      Materi

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai pertumbuhan dan perkembangan organisme ini antara lain: Media Tanaman yang digunakan kapas, biji jagung dan kacang tanah, pot sebagai tempat menanam jagung dan kacang tanah, pengaris atau meteran yang berfungsi untuk mengukur tinggi tanaman, serta label untuk menunjukkan umur tanaman tersebut.

3.2.      Metode

Praktikum biologi ini dilaksanakan untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan pada organisme yaitu dengan metode: mengukur tinggi tanaman jagung dan kacang tanah, mengukur diameter tanaman jagung dan kacang tanah, serta menghitung jumlah daun jagung dan kacang tanah. Caranya atau cara kerja yang pertama isi 3 pot dengan kapas, pada minggu pertama tanam 5 biji jagung dan kacang tanah pada pot 1. Pada minggu kedua tanam biji jagung dan kacang tanah dengan jumlah yang sama dan dengan perlakuan yang sama pada pot 2. Pada minggu ketiga tanam lagi biji jagung dan kacang tanah pada pot 3 dengan perlakuan yang sama. Lakukan penyiraman setiap hari pada masing-masing pot. Minggu keempat, bongkar semua tanaman dan bersihkan dari kapas yang menempel pada masing-masing tanaman. Amati, ukur, dan hitung jumlah daun yang ada.

 

 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.   Hasil Pengamatan


                            


                   Ilustrasi 12. Pertumbuhan dan Perkembangan Jagung               
                   Keterangan: 1. Kuncup Daun                  3. Batang
                           2. Daun                                4. Akar

     Sumber: Yandaru (2001)












                   Ilustrasi 13. Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah
       Keterangan: 1. Daun                                3. Batang
                           2. Kuncup Daun                   4. Akar

           
Sumber: Yandaru (2001)


     Tabel 1. Hasil Pengamatan Tanaman Jagung dan Kacang Tanah
Jenis tanaman
Umur
Tinggi
Jumlah
daun
Diameter
batang
Jagung
1 minggu
25 cm
1 lembar
0,51 mm

2 minggu
31 cm
2 lembar
0,65 mm

3 minggu
38 cm
3 lembar
0,78 mm
Kacang tanah
1 minggu
18 cm
11 lembar
0,3 mm

2 minggu
28 cm
5 lembar
0,25 mm

3 minggu
31 cm
17 lembar
0,5  mm
     Sumber: Data Primer Pratikum Biologi Dasar, 2009.








Grafik 1 Pertambahan Jumlah Daun






Grafik 2 Pertambahan Diameter Batang













Grafik 3 Pertambahan Tinggi Tanaman





Grafik 4 Diameter Akar Tanaman







Grafik 5 Panjang Akar Tanaman
4.2.      Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan serta grafik pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan kacang tanah maka tampak jelas bahwa proses tersebut dari waktu kewaktu mengalami perubahan tubuh tanaman meskipun akhirnya akan menurun dan tanaman mengalami penuaan. Tinggi tanaman jagung dan kacang tanah terus meningkat dari minggu ke minggu. Pada minggu pertama, tanaman mengalami pertumbuhan yang sedikit agak lamban dari pada pertumbuhan pada minggu kedua dan minggu ketiga. Pertambahan tnggi tanaman pada minggu kedua cukup baik dibanding minggu pertama, namun pada saat tanaman berusia tiga minggu kedua tanaman tersebut tampak jauh lebih tinggi dari minggu sebelumnya. Jumlah daun dari tanaman jagung dan kacang tanah senmakin banyak dari minggu ke minggu. Diameter akar tampak bertambah besar,namun hal ini hanya terjadi pada tanaman jagung, sedangkan pada tanaman kacang tanah diameter akarnya semakin menurun dari minggu pertama ke minggu kedua tetapi pada minggu ketiga diameter akarnya sama dengan minggu kedua hal ini terjadi karena adanya asam apsisat yang merupakan penghambat pertumbuhan pada tanaman diameter batang tanaman jagung dan kacang tanah bertambah besar setiap minggunya. Pada tanaman jagung diameter batangnya tampak tumbuh dengan cepat saat memesuki usia tiga minggu,sedangkan tanaman kacang tanah pada minggu kedua proses pertumbuhan dan perkembangan kedua tanaman tersebut dipengaruhi beberapa faktor, yaitu cahaya matahari, air, suhu, oksigen serta kelembapan udara.




BAB V
KESIMPULAN
Pertumbuhan dan perkembangan organisme merupakan hasil dari pembelahan sel, pembesaran sel, serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan kacang khususnya dari waktu ke waktu terjadi perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun ,diameter akar dan batang pada tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi beberapa faktor yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara, kelambapan udara dan tanah, nutrisi dan air.
 
           




DAFTAR PUSTAKA

Cambell. 1954. Biologi Jilid 5. Erlangga. Jakarta
Kimball, Jhon W. 1992.Biologi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Nurantini, Yandaru. 2001.Biologi. Jakarta. Erlangga
Syamsuri, Istamar. 2003.Biologi. Jakarta. Erlangga

Praktikum Biologi Fotosintesis

 LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI FOTOSINTESIS BISA DI DOWNLOAD DISINI
BAB I

PENDAHULUAN
Fotosintesis merupakan proses yang paling penting bagi tumbuhan yang berklorofil, karena proses fotosintesis menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tumbuhan.Tumbuhan yang bisa memasak makanan sendiri disebut autotrof, sehingga tumbuhan autotrof berfungsi sebagai produsen. Dalam praktikum biologi tentang fotosintesis bertujuan agar kita mengetahui bagaimana tumbuhan memasak makanannya sendiri, dan manfaat praktikum ini kita bisa mengetahui dan memahami proses fotosintesis serta faktor-faktor yang mempengaruhi serta perubahan yang terjadi dalam proses fotosintesis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, agar dan beberapa jenis bakteri dengan memanfaatkan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi.Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat atau difiksasi menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Prawirohartono, 1999). Perubahan sinar matahari menjadi energi kimia dan pengubahan energi kimia ini menjadi energi kerja pada peristiwa pernafasan dalam tumbuhan, hewan atau manusia merupakan rangkaian proses kehidupan.


2.2      Macam-Macam Fotosintesis
Fotosintesis berlangsung di daun dan dapat terutama dengan karbohidrat dan pigmen yaitu klorofil A yang berwarna hijau kebiru-biruan dan klorofil B yang bewarna hijau yang terdapat didalam kloroplas sel hidup (Jumin, 1992)
            Fotosintesis dapat dibedakan menjadi dua reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang terjadi pada membrane tilakoid, pada reaksi ini terjadi pemecahan air atau DP menjadi NaDPH2 dari reaksi terang dihasilkan NaDPH2 dan ATP yang digunakan pada reaksi gelap (Saktiyono, 1989). Reaksi fotosintesis ada dua fase yaitu reaksi terang dan reaksi gelap, dalam reaksi terang dibutuhkan sinar matahari dimana sinar matahari berfungsi memisahkan atom D dan M pada molekul air, kemudian atom H dipakai untuk meredukdi CO2 dalam rangkaian reaksi gelap. Reaksi gelap dapat ditulis sebagai berikut :
6CO2 + ATP + NaDPH → (CH2O)6 + 6H2O Reaksi ini dapat terjadi karena tidak membutuhkan sinar matahari dan merupakan kelanjutan dari reaksi terang serta terjadi pada stroma (Setyati, 1996).

2.3       Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis
Proses fotosintesis terdapat beberapa faktor yang dapat mempenarihu fotosintesis diantaranya cahaya atau intensitas cahaya, ketersediaaan zat orhanik dalam tanah serta luas permukaan daun. Semakin banyak cahaya yang diserap daun, semakin cepat proses fotosintesis terjadi. Tinggi suhu maksimal 35 derajat C, tanaman akan mengalami kelayuan dan fotosintesis akan terhambat. Kurangnya zat organic dalam tanah akan menyebabkan tanaman kekurangan bahan untuk fotosintesis sehingga menyebabkan proses fotosintesis terganggu. Semakin luas permukaan daun maka semakin cepat proses fotosintesis berlangsung (Kimball, 1989) Berdasarkan pernyataan Cambell (1954) yan menyatakan bahwa fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada pigmen hijau yaitu klorofil. 

BAB III
METODOLOGI
Praktikum Biologi dengan materi Fotosintesis dilaksanakan pada hari senin tanggal 29 Oktober 2009 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

3.1.     Materi
Praktikum biologi dengan materi fotosintesis memerlukan alat dan bahan yang dapat menunjang ini agar berjalan dengan lancar. Bahan yang digunakan yaitu: Daun beberapa tumbuhan, Alkohol dan JKJ. Alat yang dibutuhkan yaitu: kertas timah untuk menutup daun, penjepit kertas untuk menjepit kertas timah, cawan petri untuk meletakan hasil percobaan, beker glass untuk merebus daun, bunsen untuk memanaskan beker glass, pinset untuk mengambil daun, kaki tiga untuk meletakkan beker glass dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan.

3.2.    Metode
 Sebelum dilaksanakan praktikum, beberapa hari sebelumnya menutup daun  dengan kertas timah dengan cara melipatkan kertas timah pada kedua permukaan daun dan menjepit dengan penjepit kertas. Saat dilaksanakan praktikum masukkan daun ke dalam alkohol panas hingga berwarna putih atau klorofil larut semua. Mengambil daun dan meletakkan ke dalam cawan petri. menetesi JKJ sampai rata ke seluruh permukaan daun. Memperhatikan warna apa yang terjadi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil Pengamatan


  Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2009     Sumber: Seputro (1990)
                           Ilustrasi 11. Gambar Daun Mula-mula

              Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2009     Sumber: Seputro (1990)
                           Ilustrasi 12. Gambar Daun Sebelum ditutup
Keterangan :      
1. Warna daun hijau

               Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2009               Sumber:  Kimball, (1998)
    
                           Ilustrasi 13. Gambar Daun Saat Ditutup
Keterangan :      
1. Alumunium foil
2. Warna daun hijau


          Sumber: Data Primer Praktikum  Biologi, 2009              Sumber: Prawirihartono (1999)
   
               Ilustrasi14. Gambar Daun Saat Dipanaskan (Ditutup)
Keterangan :      
1. Daun dipanaskan berwarna putih pucat
2. Alkohol
3. Kaki Tiga
4. Lampu spirtus

           Sumber: Data Primer Praktikum  Biologi, 2009              Sumber: Prawirihartono (1999)
   
               Ilustrasi 15. Gambar Daun Saat Dipanaskan (Tidak Ditutup)
Keterangan :      
1. Daun dipanaskan berwarna putih pucat
2. Alkohol
3. Kaki Tiga
4. Lampu spirtus
            Sumber: Data Primer Praktikum  Biologi, 2009             Sumber: Prawirihartono (1999)
    
Ilustrasi 16. Gambar daun saat ditetesi JKJ (ditutup)
Keterangan :      
1. Pipet tetes
2. Daun yang telah dipanaskan dengan alkohol
3. Cawan petri

             Sumber: Data Primer Praktikum  Biologi, 2009             Sumber: Prawirihartono (1999)
    
Ilustrasi 17. Gambar daun saat ditetesi JKJ (tidak ditutup)
Keterangan :      
1. Pipet tetes
2. Daun yang telah dipanaskan dengan alkohol
3. Cawan petri


               Sumber: Data Primer Praktikum  Biologi, 2009              Sumber: Kimball, (1998)
    
Ilustrasi 18. Gambar daun setelah ditetesi JKJ (ditutup)
Keterangan :      
1. Bagian daun yang ditutupi dengan alumunium foil berwarna putih pucat.
2. Bagian daun yang tidak ditutup dengan alumunium foil berwarna hitam dan terdapat bercak-bercak putih dibagian tengah.



                Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2009              Sumber: Kimball, (1998)
    
Ilustrasi 19. Gambar daun setelah ditetesi JKJ (tidak ditutup)
Keterangan : Bagian daun yang tidak ditutupi oleh alumunium foil setelah ditetesi Jodium Kalium Jiodida berwarna hitam keseluruhan dan terdapat bercak-bercak putih pada bagian tengah daun.

4.2.      Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikm yang telah dilakukan, daun yang ditutupi aluminium foil setelah direbus dengan alkohol dan ditetesi dengan JKJ menunjukan warna hijau pucat, sedangkan yang tidak ditutupi berwarna hitam, ini sesuai dengan pendapat (Saktyono, 1989) yang menyatakan bahwa seharusnya terjadi perbedaan antara bagian-bagian yang ditutupi dengan aluminium foil dengan yang tidak ditutupi. Daun yang ditutupi aluminium foil tampak berwarna lebih cerah. Pada bagian itu tidak terbentuk aluminium foil karena sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis terhalang oleh aluminium foil, sedangkan daun yang tidak ditutupi aluminium foil setelah direbus  dengan alcohol dan ditetesi JKJ berwarna gelap. Hal ini menunjukan pada bagian ini terbentuk zat aluminium yang merupakan hasil dari fotosintesis. Hal ini sesuai dengan pendapat (Prawirohartono, 1999) yang menyatakan bahwa perbedaan yang tampak pada daun menunjukan bahwa sinar matahari sangat berperan dalam proses fotosintesis, meskipun ada klorofil tetapi cahaya matahari, klorofil tidak bisa berperan dalam proses fotosintesis. Daun yang ditutup dengan alumunium foil tampak berwarna lebih terang, pada bagian itu tidak terbentuk amilum karena sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis terhalang oleh alumunium foil tersebut. Daun yang tidak ditutup dengan alumunium foil tampak berwarna gelap. Hal ini menunjukkan pada bagian ini terbentuk zat amilum yang merupakan hasil dari fotosintesis. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Dwijosepuro (1990) yang menyatakan bahwa perbedaan yang tampak pada daun menunjukkan bahwa sinar matahari sangat berperan dalam  proses fotosintesis, meskipun ada klorofil tapi  tanpa cahaya matahari, klorofil tidak bisa berperan dalam proses fotosintesis.

 BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan ,fotosintesis adalah proses pembentukan senyawa organic dari bahan anorganik dengan bantuan CO2 dan H2O. Dalam praktikum ini kita dapat melihat perbedaan antara daun yang ditutupi dengan aluminiumfoil dan tidak yaitu daun  yang ditutupi dengan aluminium foil lalu direbus dngan alcohol lalu ditetesi JKJ berwarna hijau pucat sedangkan yang tidak dittutupi berwarna hitam. Daun yang sebelumnya ditutupi alumunium foil dan direbus dengan alkohol lalu ditetesi dengan JKJ berwarna hitam.



DAFTAR PUSTAKA
Dwidjo Seputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia, Jakarta.
Cambell, 1954. Biologi Jilid 5. Erlangga, Jakarta.
Kimball, J.W. 1998. Biologi. Erlangga, Jakata
Prawirohartono. 1999. Sains Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.
Saktiyono. 1989. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.

Praktikum Biologi Anatomi Hewan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ANATOMI HEWAN BISA DI DOWNLOAD DISINI

BAB I

PENDAHULUAN
Katak adalah satu anggota dari classic Amphibia. Amphibia berasal dari kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan kulit. Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi. Katak yang dijadian bahan penelitian kali ini adalah katak sawah (Rana canorivara).
Sistem pencernaan pada katak sawah (Rana canorivara) terdiri dari mulut, kerongkongan, dari kerongkongan akan masuk ke lambung, usus halus, usus besar, dan sisa maanan akan dibuang melalui kloaka setelah diserap oleh tubuh. Sistem pernapasan pada katak sawah tersusun atas celah glotis laring, percabangan paru-paru (bronchus), gelembung paru-paru (alveoli) dan paru-paru.
Tujuan dari Praktikum Biologi dengan materi Anatomi Hewan ini adalah untuk mengetahui organ-organ penyusun sistem pernapasan dan sistem pencernaan pada katak sawah (Rana canorivara). Manfaat yang diperoleh praktikan dari praktikum ini adalah dapat mengetahui fungsi dari organ-organ tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Karakteristik Katak
Katak memiliki empat kaki dan tubuh yang jongkok. Katak berjalan dengan melompat, tidak memiliki ekor dan leher yang jelas. Kaki belakang katak lebih panjang yang berfungsi untuk mencari mangsa. Mata katak sangat besar dan pupil mata vertikal dan juga horizontal. Jari katak berbentuk silindris dan pipih serta kadag memiliki lipatan kulit lateral yang lebar. Kulit katak beracam-macam, ada yang halus dan ada yang kasar. Sisi tubuh beberapa katak terdapat lipatan kulit lateral lebar dan kelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha yang disebut lipatan dorsal lateral. Terdapat juga lipatan serupa yang disebut lipatan suprasimponik dimulai dari belakang mata memanjang di atas gendang telingan dan berakhir dekat pangkal lengan (Iskandar, 1998). Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna kulit katakdapat berubah ssuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa. Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas (Kastowo, 1984).

2.2.   Sistem Pernafasan
Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis. Mekanisme pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya dengan mulut tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan. Mekanisme pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang saling berhubungan satu sama lain (Tjitrosoepomo, 1979). Paru-paru divertilasi dengan pompatekan. Kelenjar paru-paru itulah terutama penyebab udara keluar. Amphibia menambah respirasi paru-paru dengan pertukaran gas melalui kulitnya yang tipis dan basah (Sumanto, 1994). Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui kulit karena laju vertilasi paru-paru tidak cukup untuk membawa keluar. Sejumah air juga diperlukan dan ditukarkan melalui kulit. Hal inilah yang mungkin menyebabkan Amphibi tidak dapat hidup di darat sepenuhnya (Prawiro, 1999).

2.3.      Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada katak meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar penceranaan. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas (Sumanto, 1994). Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat digunakan untuk menangkap makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek, terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris, kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar. Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan (Kastowo, 1984).


BAB III

MATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Anatomi Hewan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 22 Oktober 2009 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

3.l.   Materi
          Bahan yang digunakan sebagai objek dalam praktikum ini adalah katak sawah (Rana canorivora), kloroform dan alcohol 70% atau formalin 4% untuk membius katak. Alat-alat yang digunakan adalah baki bedah untuk tempat membedah katak, pisau bedah dan gunting untuk membedah katak, jarum pentul untuk menusuk tangan dan kaki kaatk serta pinset atau penjepit untuk membantu pembedahan yakni menjepit organ-organ bagian dalam katak sawah.

3.2.   Metode
Cara kerja praktikum anatomi hewan adalah mula-mula menuangkan kloroform pada kapas kemudian memasukkan kapas tersebut ke dalam mulut katak hingga katak tersebut pingsan. Meletakkan katak pada baki bedah, merentangkan tangan dan kakinya, lalu menusuknya dengan jarum pentul agar posisi katak tidak berubah dan lebih mudah untuk dibedah. Menyayat bagian perut katak dengan gunting dan pisau bedah, membersihkannya dari kulit ikan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data sebagai berikut                                                       





                                                                    Sumber: Data Primer Praktikum  Sumber: Iskandar (1998)
    Biologi, 2009

Ilustrasi 7. Katak Sawah Hidup
Keterangan :
1. Mata
2. Hidung       
3. Mulut                     
4. Selaput Renang
5. Punggung berpori
6. Perut
7. Kaki Depan
8. Kaki Belakang












                                                                           









Sumber: Data Primer Praktikum               Sumber: Kastowo(1984)              Biologi, 2009                                         

Ilustrasi 8. Organ Keseluruhan Katak
Keterangan:
1. Rongga Mulut
2. Farings
3. Laring
4. Jantung
5. Paru-paru
6. Empedu
7. Hati
8. Esophagus
9. Lambung
10. Usus 12 Jari
11. Usus halus
12. Usus Besar
13. Kloaka
14. Ovarium



                                                                              










Sumber: Data Primer Praktikum               Sumber: Kastowo(1984)             
Biologi, 2009                                           

Ilustrasi 9. Organ Pencernaan Katak
Keterangan:
1. Rongga Mulut                    
2. Hati                        
3. Lambung                
4. Usus Besar             
5. Kloaka                                
6. Kerongkongan
7. Usus 12 Jari
8. Usus Halus
9. Pangkreas

















                                                                             










Sumber: Data Primer Praktikum                Sumber: Kastowo(1984)             
   Biologi, 2009                                            

Ilustrasi 10. Organ Pernafasan Katak
 Keterangan:
1. Lubang Hidung      
2. Farings                   
3. Trakea                                
4. Bronkus
7. Alveolus
6. Bronkeolus
5. Paru-paru    



4.2.      Pembahasan

Setelah dilakukan pembedahan terlihat adanya jantung, lambung, hati, limfe, pankreas, usus halus, usus 12 jari, usus besar, dan kloaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto (1994), bahwa saluran-saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut kemudian lidah yang berfungsi menangkap makanan setelah makanan dicerna di mulut kemudian dilanjutkan ke kerongkongan, dalam kerongkongan dilanjutkan ke lambung. Prawiro (1999) menambahkan kelenjar-kelenjar pencernaan itu berurutan bekerja sesuai denga funginya masing-masing. Kelenjar-kelenjar pencernaan itu bekerja dengan baik.
Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di sebelah kiri perut katak. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto (1994), bahwa di dalam lambung, makanan masih kenyal kemudian diteruskan ke usus. Usus 12 jari merupakan lanjutan dari lambung sebgai bagian pertama dari usus halus. Percobaan terlihat berurutan yaitu usus 12 jari, usus halus, usus besar dan kloaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Kastowo (1948), bahwa tempat pembuangan akhir yaitu pada kloaka yang merupakan pelepasan bagaian salauran ginjal, kelenjar kelamin, dan anus.
Pengamatan terhadap sistem organ pernapasan pada katak sawah terlihat adanya paru-paru yang berada di samping jantung yang berwarna coklat pekat. Menurut Tjitrosoepomo (1979) paru-paru katak terdiri dari dua kantong dengan sedikit lipatan di dalam yang membantu permukaan dalam untuk membantu ruang-ruang kecil alveoli. Alveoli dibatasi oleh pembuluh kapiler paru-paru.

BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada anatomi hewan, khususnya katak sawah (Rana canorivara), dapat disimpulkan bahwa organ-organ yang menyusun tubuh katak secara lengkap yaitu jantung, paru-paru, hati, pankreas, kantung empedu, lambung, usus, kloaka. Siste pernapasan pada katak yaitu pada saat katak masih berbentuk larva sampai berudu menggunakan insang dan setelah dewasa bernafas dengan menggunakan kulit yang terletek di permukaan tubuhnya, kemudian dengan   paru-paru.
Pernapasa katak dibedakan menjadi dua fase yaitu fase inspirasi da fase ekspirasi. Sistem pencernaan pada katak sudah lengkap yaitu mulut, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka. Sedangkan kelenjar pencernakan terdiri dari hati, kantung empedu, da pankreas yang membantu prses pencernakan makanan.
 

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, T. 1998. Amphibia Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi, Bogor.
Kastowo, H. 1984. Anatomi Komparativa. Alumni, Bandung.
Prawiro, A. 1999. Biologi I. CV.Karang Asem, Semarang.
Sumanto. 1994. Fisiologi Hewan (Bio-4209). Fakultas Biologi UNS, Surakarta.
Tjitrosoepomo, G. 1979. Biologi II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.