Friday, May 27, 2011

Jangan Takut Makan Daging Kambing


Tak ada bukti bahwa makan daging kambing mempunyai kandungan kolesterol yang tinggi. Popularitas daging kambing sudah tak diagukan lagi negeri kita. Demikian juga bagi kebanyakan orang doi Asia, Timur Tengah, Amerika  Latin dan Afrika.  Daging kambing merupakan makanan yang dipercaya mempunyai khasiat yang lebih tiggi dibanding daging sapi atau domba. Hampir diseluruh jkelompok dari berbagai daerah  di tanah air percaya bahwa daging kambing dapat meningkatkan potensi seksual, terutama seksual pria.Di Taiwan, daging kambing juga dipercaya mempunyai khasiat menghangatkan badan (heaty) sehingga merupakan menu yang digemari di musim dingin.
Bukan cuma itu, daging kambing juga sering diasosiakan dengan kolesterol dan tekanan darah tinggi. Ketika mantan Presiden  Indonsesia Suharto, masuk rumah sakit, orang lalu mengkaitkannya  dengan kebiasaaan penyebabnya adalah dengan nasi kebuli dan daging kambing kegemarannya. Orang boleh saja percaya pada mitos. Yang pasti kambing menghasilkan daging yg digemari oleh seluruh lapisan masyarakat dan memberikan kontribusi yg tidak sedikit terhadap kehidupan banyak petani peternak di Indonesia.
Kandangan lemak dan kolesterol
Tidak ada bukti bahwa daging kambing mempunyai kandungan lemak terutama lemak jenuh yang lebih tinggi dibandingakan dengan jenis daging merah lainnya. Sebaliknya penelitian membuktikan bahwa daging (karkas)  kambing memounyai kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan karkas domba atau sapi jika dibandingakan pada kondisi yang sama.
Dari data tabel dibawah ini jelas terlihat bahwa komposisi karkas sangat bervariasi. Variasi tersebut ditentukan oleh banyak faktor, misalnya fase pertumbuhan dan pakan yang diberikan. Sebagai contoh kambing muda mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan kambing dewasa/tua. Demikian juga kambing yang   diberi akan hijauan dan konsetrat akan menghasilkan karkas dengan jumlah lemak lebih banyak dibandingkan dengan yang hanya diberikan pakan hijauan saja.
Sate kambing bisa diduga memunai kandungan lemak yang lebih tinggi karena dalam satu tusuk sate biasanya diselipi potongan lemak untuk menambah cita rasa. Demikian juga giula ikambing karena bahan untuk membuat gulai biasanya daging tetelan, tulang bersumsum dan ditambah santan.
Capreto dan Chevon
Kambing sering diasosiakan sebagai ternak kepunyaan yang miskin  (Poer mans’s goat) kaena lebih dari 90% populasi kambing dunia berada dinegara berkembang dan dimiliki oleh kelompok msyarakat ekonomi lemah.
Di beberapa negara Eropa seperti Perancis dan Itali, kambing lebih banyak diproses untuk menghasilkan susu. Namun demikian daging cempe jantan yang sangat disukai karena dagingnya lembut, empuk, dan kandungan lemaknya sangat rendah.Cempe jantan tersebut bila dipotong pada saat umurnya masih sangat muda (1-2 bulan) dengan bobot kurang dari 10 kg. Sedangkan di negara-negara lain yg industri pertaniannya maju sperti Australia dan New Zealand daging kambing seringkali masih disatukan dengan kelompok game meat.
Game meat adalah daging yang berasal dari beraneka hewan yang belum secara intensif dperllihara untuk menghasilkan daging atau daging hewan yang diperlukan dengan diperoleh melalui  cara berbutru, misalnya kanguru, babi dan kelinci liar., rusa, dll. 
Tidak heran jika istilah untuk kambing yaitu chevon dan capretto popularitasnya kalah jauh dibandingkan beef, veal, mutton, dan lamb.
Istilah beef pada industri sapi potong menunjuk pada daging sapi secara umum dan veal pada daging sapi muda (pedet) yang belum disapih. istilah mutton, menunjuk pada daging domba secara umum, sedang daging domba muda dibeli istilah lamb. Daging kambing secara umum disebut istilah  chevon, sedangkan daging kambing  muda (cempe) diberi istilah Capretto (cabrito).
Pada kurun waktu   terakhir ini, industri peternakan kambing potong baik di beberapa negara seperti Australia, New Zaealand, Amerika Serikat meningkat dengan pesat. Negara lain yang sedang menyusul adalah China dan Malaysia.
Kecenderungan tersebut tidak terlepas dari besarnya permintaan pasar untuk ternak kambing baik dalam bentuk hidup maupun bentuk daging//karkas. Sasaran utamanya adalah konsumen yang memounyai tradisi mengkonsumsi daging kambing baik yg berada di Asia, Timur Tengah, Amerika Selatan dan Afrika maupun konsumen lokal yang sebagian besar adalah imigran.
Sasaran lainnya adalah konsumen yang sedang mencari daging alternatif dengan alasan rendah kandungan lemaknya. Konsumen kelompok kedua walaupun dari segi jumlah jauh lebih rendah dibandingkan kelompok pertama, cukup menjanjikan karena berani membayar dengan harga tinggi asalkan dagingnya mengandung kemak yang rendah tetapi tetap enak rasanya. Untuk memenuhi permintaan pasar  peternakan kambing potong semakin diintensifkan   meningkatkan kapsitas  juga kualitas produknya.
Memasarkan kambing potong maupun dagingnya hanya dengan sebutan kambing atau daging/karkas kambing dipandang merugikan produsen/eksporter. Hal ini karena seringkali kambing potong dari sebuah peternakan dihargai sama dengan kambing liar yang ditangkap   dari hutan/padang.Demikian juga dengan kambing jantan peranakan Boer atau Kalahari Merah yang masih sangat muda dengan berat bagadan 30 kg dihargai sama dengan kambing feral dewasa dengan bobot badan yang sama.Selain itu, hanya dengan sebutan daging kambing, banyak konsumen masih mengasosiakan dengan harga kambing liar yang hanya cocok untuk makanan hewan piaraan (pet food). Oleh jarena itu istilah chevon dan capretto semakin dipopulerkan di Autralia, chevon dan capretto diberi batasan yang jelas.
Di Indonesia daging kambing nuda  digemari untuk buat sate. Tidak heran kalau semua pejual sate memasang tulisan didepan warungnya” sate kambing muda’. Sate kambing nuda diasosiakan dengan sate yang enak rasanya dan empuk.
Daging kambing dewasa/tua lebih cocok dimasak gulai atau masakan berkuah (kari). Tapi bagaimana penjual dan konsumen tahu kalau kambignya  masih muda padahal asal usul dan umur kambing yang dipotong tidak jelas?
Tanpa kriteria yang dapat diukur secara obyektif pengelompokan karkas kambing berdsarkan kualitas sulit diterapkan dan diterima akurasinya. Gencarnya China dan Malaysia untuk meningkatan industri kambing potong dengan mengimpor kambing Boer dari Australia dan New Zealand baik dalam bentuk hidup, semen maupun embryo beku, menyisakan sebuah pertanyaan. Kalau sementra ini petani kambing lokal sudah tersaingi oleh kambing impor dari Australia New Zealand apakah dalam kurun waktu 10 tahun mendatang Indonesia juga akan dibanjiri dengan kambing made in China.
Tabel. PERBANDINGAN KANDUNGAN LEMAK, TULANG DAN KOLESTEROL KARKAS
          KAMBING, DOBA SAPI DAN BABI.

Proporsi daging lemak dan tulang didasarkan pada berat karkas. Angka dalam kurung  adalah rata-rata.
Sumber: Procedings Nutrition Society of Australia, Desember 1997.


Dari tabel di atas terlihat bahwa secara umum dan proporsional bahwa kandungan lemak dan kolesterol kambing jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging domba, sapi dan babi. Biila dengan pembatasan dan pola makan yang standar sama, dan khasiat manfaat daging kambing yang baik untuk kesehatan mengapakah kita harus takut mengkonsumsi daging kambing? 
Sumber : ddlivestock

Thursday, May 26, 2011

Segitiga Pengaman Untuk Kesehatan Hewan

Di Indonesia musim hujan biasanya berlangsung mulai bulan Oktober sampai dengan Maret setiap siklus, sehingga tindakan persiapan dapat diantisipasi sebelumnya, kecuali jika kita berhadapan dengan gejala El Nino atau La Nina.

Gejala alam yang kedua ditandai dengan molornya musim hujan. Apa yang perlu dipersiapkan? Yaitu segitiga pengamandalam kesehatan hewan, terdiri dari : sanitasi, imunisasi danmedikasi.


Sanitasi ialah tindakan menjaga kebersihan kandang dan lingkunganya untuk membunuh bibit penyakit sebelum menginfeksi ternak.

Imunisasi merupakan tindakan pengebalan tubuh apabila bibit penyakit lolos dari pembersihan bibit penyakit dengan sanitasi. Medikasi atau pengobatan adalah tindakan akhir apabila bibit penyakit lolos dari sanitasi maupun tidak dapat ditahan dengan zat kebal.

Kotoran ternak, sisa pakan dan limbah rumah tangga merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bibit penyakit. Sehingga kandang dan lingkunganya harus dibersihkan. Seringkali kita tidak yakin mengenai hasil tindakan sanitasi ini, karena kita tidak dapat melihat langsung bibit penyakitnya.

Bakteri,virus,protozoa,dan telur cacing parasit ukurannya mikroskopis. Keyakinan melaksanakan peperangan denga bibit penyakit ini harus ditanamkan dalam diri peternak.

Alat dan bahan sanitasi sangat mudah diperoleh. Sapu lidi, sekop dipergunakan untuk membersihkan kandang. Desinfektan akan membunuh bibit penyakitbaik bakteri maupun virus.
Kapur merupakan bahan desinfektan yang baik. Selain menghambat pertumbuhan bibit penyakit juga berfungsi menurunkan kelembaban udara di musim hujan.

Imunisasi secara rutin biasanya dilakukan untuk kekebalan terhadap penyakit. Bibit penyakit di kandang dan lingkungannya dapat dibunuh,tetapi kita tidak dapat menjaga burung liar yang sesekali hinggap di atap, kayu bangunan kandang, bahkan ikut makan bersama.

Penularan melalui vektor semacam ini tidak dapat dihindari. Inilah pentingnya tindakan vaksinasi.

Pengobatan sebagai tindakan terakhir apabila ternak sudah terserang penyakit harus segera dilakukan. Pengetahuan tentang gejala penyakit yang sudah diuraikan di atas penting untuk diketahui.

Bagi peternak ayam komersial dapat dipercaya tindakan pengobatan dan pengontrolan penyakit ternak lebih intensif bahkan super intensif. Tetapi bagi peternak semi komersil atau ukuran rumah tangga, tindakan ini sering tidak dilakukan.

Padahal pengobatan ini tidak terlalu mahal dibandingkan dengan harga ternaknya. Oleh karenanya sebaiknya kematian ternak perlu ditekan dengan ketiga cara tersebut diatas. Yang terpenting adalah kemauan untuk bertindak.


Sumber : infoagrobisnis

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Ternak

Penyakit mulut dan penyakit kuku adalah penyakit akut dan sangat menular pada sapi, kerbau, kambing domba dan hewan berkuku genap lainnya.

Infeksi ditandai dengan pembentukan lepuh, lekuk koroner kaki dan puting susu.

Kerugian akibat penyakit ini adalah susutnya berat badan, turunnya produksi susu, kelambatan pertumbuhan, kehilangan energi, kemerosotan harga jual. Penyebab dari penyakit ini adalah virus.

Keganasan virus tergantung dari umur hewan dan adaptasi ke suatu jenis hewan. Virus akan tahan berbulan-bulan pada jaringan seperti darah, sumsum, limfa. Sedangkan pada jaringan daging virus cepat mati karena cepat mengalami pengasaman.

Virus tidak tahan terhadap pH asam dan alkalis, panas, sinar ultraviolet dan beberapa zat kimia dan desinfektan.

Virus dapat tahan berbulan –bulan pada bahan yang mengandung protein, tahan kekeringan dan dingin.

Masa inkubasi 14 hari, penyebaran lewat kontak dengan hewan penderita, sekresi, atau lewat susu, daging. Penularan biasanya melalui alat pernafasan dan alat pencernaan.

Gejala penyakit menyerang adalah tubuh lesu, suhu tubuh mencapai 41 celcius, nafsu makan berkurang, enggan berdiri, penyusutan berat badan, penurunan produksi susu.

Tanda-tanda khas : lepuh-lepuh berupa penonjolan bulat yang berisi cairan seperti limfa. Lepuh primer mulai terlihat 1-5 hari setelah infeksi dapat tersebar di ruang mulut, terutama lidah sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, selaput lendir mata.

Luka-luka pada kaki menyebabkan hewan enggan berdiridan kuku dapat terlepas, sedang luka pada lidah menyebabkan hewan enggan makan.

Gangguan lainnya : gangguan pernafasan kronis, infeksi kronis pada kuku.
Kelainan yang terjadi pasca kematian terjadi lepuh pada bagian perut, mulut dan bisa terjadi kelainan pada jantung.

Cara pencegahannya adalah dengan memberikan vaksinasi secara berkala ada hewan ternak. Vaksinasi akan memberi kekebalan pada hewan ternak selama 4 bulan -1 tahun. Dianjurkan bagi peternak untuk menyediakan alokasi dana untuk pengobatan ternak.

Lebih baik mencegah penyakit datang daripada harus menanggung kerugian yang sangat besar jika penyakit sudah menyerang dan mengakibatkan kematian.


Sumber: infoagribisnis

Monday, May 23, 2011

Penyakit Anthrax

Penyakit antraks atau radang limpa adalah penyakit menular biasanya bersifat akut atau hiperakut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, sapi dan sebagainya) yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus Antracis.

Biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan jaringan bersifat septisemi, timbulnya infiltrasi akut limpa. Jenis hewan liar (rusa, kelinci, babi hutan dan sebagainya) dapat pula terserang.

Di Indonesia anthrax menyebabkan banyak kematian pada ternak, kehilangan tenaga kerja disawah dan tenaga tarik, serta kehilangan daging dan kulit karena ternak tidak boleh dipotong kerugian ditaksir sebesar 2 milyar setiap tahun.

Faktor prediposisi seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penykit pada hewan-hewan yang mengandung spora bersifat laten. Menurut penelitian kerentanan hewan terhadap antraks dapat dibagi dlam beberapa kelompok sebagai berikut :

  1. Hewan pemamah biak, terutama sapi, domba, kuda, rusa, kerbau dan pemamah biak lain seperti marmut dan mencit (sangat rentan).
  2. Babi (tidak begitu rentan).
  3. Anjing, kucing, tikus dan sebagian bangsa burung relatif tidak rentan tetapi dapt diinfeksi secara buatan.
  4. Hewan berdarah dingin sama sekali tidak terpengaruh.
CARA PENULARAN

Antraks tidak lazim ditularkan dari hewan yang satu kepada yang lain secara langsung. Wabah anthraxpada umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang alakalis yang menjadi inkubator kuman tersebut.

Didaerah tersebut spora tubuh menjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan serasi bagi pertumbuhannya, ialah tersedianya makanan,suhu dan kelembaban tanah serta dapatmengatasi persaingan biologis. Bila keadaan lingkungan tetap menguntungan kuman akan berkembang biak dan membentuk spora lebih banyak.

Basil antraks berkerumun di dalam jaringan hewan penderita yang dikeluarkan melalui sekresi dan ekskresi menjelang kematian. Bila penderita antraks mati kemudian termakan burung atau hewan pemakan bangkai, maka sporanya akan dengan cepat terbentuk dan mencemari tanah sekitarnya.

Bila terjadi demikian maka sulit untuk memusnahkannya dan menjadi lebih sulit lagi bila spora yang terbentuk tersebar oleh angin, air pengolahan tanah,rumput makanan ternak. Masa tunas antraks 1-3 hari kadang sampai 14 hari.

Infeksi alami terjadi melalui :
  1. Saluran pencernaan, lazim ditemui pada hewan dengan tertelannya spora, pada manusia terjadi pada orang-orang yang makan daging asal hewan penderita antraks.
  2. Saluran pernafasan terjadi pada pekerja penyortir bulu domba.
  3. Permukaan kulit yang terluka, sering dialamai pada manusia, terutama oarang yang berhubungan dengan hewan.
Sumber : infoagrobisnis

Menentukan Bibit Ayam (DOC) Berkualitas

Kunci sukses dalam memelihara ayam broiler komersial di daerah tropis adalah dengan memilih bibit ayam yang berkualitas.

Ada 4 faktor yang mendukung pertumbuhan bibit ayam yaitu temperatur udara harus stabil dan ideal untuk ayam di lokasi peternakan, kualitas pakan yang dari penyakit.

Namun selain itu, peternak harus pintar memilih bibit ayam (DOC) yang akan dipeliharanya baik secara kualitas, strain, dan juga asal usul pembibitannya agar produktivitas ayam broiler komersial yang dipelihara di daerah tropis dapat maksimal.

Intinya dalam memilih bibit ayam (DOC) yang baik adalah pemilihan strain ayam broiler yang baik,pemilihan bibit ayam (DOC) yang berkualitas serta membeli dari pembibit yang memenuhi kriteria sebagai breeder yang terpercaya.

A. TIPS MEMILIH STRAIN AYAM BROILER KOMERSIAL

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam memilih strain ayam broiler komersial adalah sebagai berikut :

  1. Strain ayam telah terbukti dan teruji di lapangan dengan hasil produksi bagus.
  2. Relatif tahan terhadap temperatur panas, tanpa mengurangi kinerja produksi.
  3. Daya pertumbuhannya cepat dengan waktu pemeliharaan relaif pendek. Sehingga dapat memperpendek pengaruh stress lingkungan seperti temperatur panas.
  4. Kemampuan yang tinggi untuk mengonversikan pakan menjadi daging sehingga perbandingan konversi pakan menjadi daging rendah.
  5. Memiliki daya tahan terhadap penyakit.
B. TIPS MEMILIH BIBIT AYAM (DOC) YANG BERKUALITAS
Ciri-ciri bibit ayam yang berkualitas dari ayam broiler komersial yang baik berdasarkan penampilannya secara umum dari luar dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
  1. Bebas dari penyakit terutama penyakit pullorum, omphalitis, dan jamur.
  2. Berasal dari induk yang matang umur dan dari pembibitan yang berpengalaman.
  3. Bibit ayam terlihat aktif, mata cerah, dan lincah.
  4. Memiliki kekebalan dari induk yang tinggi.
  5. Kaki besar dan basah seperti berminyak.
  6. Bulu cerah, tidak kusam, dan penuh.
  7. Anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta putih.
  8. Keadaan tubuh ayam normal.
  9. Berat badan sesuai dengan standar strain, biasanya di atas 37 gram.
C. TIPS MEMILIH PEMBIBIT (BREEDER) YANG BAIK
Bibit ayam yang berkualitas tentunya berasal dari ayam bibit yang berkualitas juga, karena jika berasal dari pembibit (breeder) yang bermasalah bibit ayam yang dihasilkannya pun akan bermasalah. Pembibt yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :
  1. Lokasi pembibitan jauh dari lingkungan masyarakat dan peternakan lainnya.
  2. Pembibit secara legal terdaftar di instansi pemerintahan.
  3. Melaksanakan program biosecurity yang ketat dan program vaksinasi yang tepat sehingga bibit ayam yang dihasilhkan bebas dari penyakit.
  4. Strain yang diproduksi merupakan strain terbaik dan telah teruji di lapangan.
  5. Memberikan informasi lengkap mengenai data performa strain yang diproduksi.
  6. Pembibit tidak semata-mata menjual produk, tetapi memberikan pelayanan terbaik pascajual untuk konsumen.
  7. Bibit ayam yang dihasilkan berkualitas baik, dan bisa menyuplai peternak sepanjang tahun.
Sumber : infoagrobisnis

Mempercepat Akses Internet dengan Mengaktifkan Limit Bandwidth Reserved

Cara ini bisa digunakan pada versi windows yang Pro ke atas. Pengaktifan ini bisa mempercepat sekitar 20%.
Caranya gampang kok :
  • Start > RUN > ketikan “gpedit.msc” (tanpa  tanda kutip)
  • Jendela Group Policy akan terbuka, dan melalui jendela inilah sobat bisa MengaktifkanLimit Bandwidth Reserved
  • Masuk pada: Local Computer Policy > Computer Configuration > Administrative Templates > Network > QoS Packet Scheduler > Limit Reservable Bandwidth
  • Double Click pada Limit Reservable bandwidth
  • Pilih Enable, kemudian pada Bandwidth Limit (%), set menjadi 0
  • Jika sudah, kemudian klik “OK

Sekarang kita bisa menikmati 100% bandwidth. Selamat mencoba!

Mengubah Dokumen Scan Menjadi Text (Word)

Temen-temen lagi ada tugas?eh dapat sumbernya dari internet ternyata hasil scan. Bingung, males mengetik ulang??hahaha sudah biasa.Nah gu apunya solusinya yakni dengan i20CR. Dengan layanan online gratis ini, kita bisa mengubah dokumen scan menjadi text (Dokumen word), jadi kita bisa mengambil sebagian dari isi dokumen tersebut atau mengeditnya. Sedikit nakal sech haha..
Mengubah File Dokumen Hasil Scan Menjadi File Dokumen Word

Selain itu kita juga bisa memperbaiki dokumen PDF yang corrupt, Convert berbagai file seperti gambar dan dokumen menjadi PDF atau sebaliknya. Eitz ditambah lagi kita bisa juga download file hasil convertannya.

OK tanpa pikir panjang silahkan menuju KE SINI untuk mengaksesnya. God Luck! Semoga bisa membantu pekerjaan anda.

Monday, May 9, 2011

Pertumbuhan dan Perkembangan Ternak Sapi

Seperti halnya mahluk hidup lainnya, ternak sapi baik sapi potong (sapi pedaging) maupun sapi perah akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, sejak dari pembuahan hingga menjadi dewasa.
Yang dimaksud dengan “pertumbuhan” adalah pertambahan berat badan atau pertambahan ukuran tubuh ternak sapi sesuai dengan umur. Pertumbuhan secara umum diukur dengan pertambahan berat badan. Sedangkan “perkembangan” adalah perubahan ukuran serta fungsi bagian tubuh, dapat diukur melalui tinggi badan, lingkar dada, lebar dada, dan sebagainya.

Kecepatan pertumbuhan ternak sapi tidak selalu sama. Pada saat pembuahan, pertumbuhan berlangsung lambat, kemudian menjadi cepat saat menjelang kelahiran. Sesudah lahir, pertumbuhan semakin cepat hingga usia penyapihan. Pertumbuhan secara cepat ini akan bertahan dari usia penyapihan hingga usia pubertas, dan mulai menurun pada saat usia dewasa, hingga akhirnya berhenti. Jadi, fase hidup ternak sapi yang pertumbuhannya paling cepat adalah pada saat sapi dilahirkan hingga mencapai usia pubertas.
Pada ternak sapi yang berasal dari eropa, pertumbuhan akan berhenti pada umur sekitar 3 tahun. Sedangkan pada ternak sapi yang berasal dari daerah tropis, pertumbuhan akan berhenti pada usia yang lebih panjang, yaitu pada umur 4 tahun.

Jika ternak sapi bertambah berat badannya, sedangkan jika dilihat dari umur seharusnya pertumbuhannya telah berhenti, maka sesungguhnya yang bertambah adalah lemak, bukan pertumbuhan murni. Proses pertumbuhan terkadang juga terhenti sebelum ternak sapi mencapai usai dewasa. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor antara lain : pakan, kondisi kandang dan penyakit.
Setiap peternak sapi  jenis sapi potong( sapi pedaging) wajib memiliki pengetahuan mengenai usia sapi yang dipelihara, dengan tujuan :
  • Peternak dapat memaksimalkan pertumbuhan ternak sapinya.
  • Ternak sapi dapat dijual tepat waktu untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Karena dengan mengetahui dengan tepat umur ternak sapinya, peternak dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Sumber : Duniasapi

Sunday, May 8, 2011

Memperbaiki Windows XP Tanpa Instal Ulang

Memperbaiki Instalasi ( Repair Install )


Jika Windows XP Anda rusak (corrupted) dimana Anda tidak mempunyai sistem operasi lain untuk booting,
Anda dapat melakukan perbaikan instalasi (Repair Install) yang bekerja sebagaimana setting (pengaturan)
yang awal.  Kemudian …

  • Pastikan Anda mempunyai kunci (key) Windows XP yang valid.
  • Keseluruhan proses akan memakan waktu kurang lebih 1/2 atau 1 jam, tergantung spek komputer Anda.
  • Jika Anda dimintai password administrator, sebaiknya Anda memilih opsi perbaikan (repair) yang kedua,
    bukan yang pertama.
  • Masukkan CD Windows XP Anda dan lakukan booting dari CD tersebut.
  • Ketika sudah muncul opsi perbaikan kedua R=Repair, tekan tombol R
    Ini akan memulai perbaikan.
  • Tekan tombol F8 untuk menyetujui proses selanjutnya “I Agree at the Licensing Agreement”
  • Tekan tombol R saat direktori tempat Windows XP Anda terinstal. Biasanya C:\WINDOWS
    Selanjutnya akan dilakukan pengecekan drive C: dan mulai menyalin file-file.
    Dan secara otomatis restart jika diperlukan. Biarkan CD Anda dalam drivenya.
  • Berikutnya Anda akan melihat sebuah gambar “progress bar” yang merupakan bagian dari perbaikan,
    dia nampak seperti instalasi XP normal biasanya, meliputi “Collecting Information, Dynamic Update,

Preparing Installation, Installing Windows, Finalizing Installation

  • Ketika ditanya, klik tombol Next
  • Ketika ditanya untuk memasukkan kunci, masukkan kunci (key) Windows XP Anda yang valid.
  • Normalnya Anda menginginkan tetap berada dalam nama Domain atau Workgroup yang sama.
  • Komputer akan restart.
  • Kemudian Anda akan mempunyai layar yang sama sebagaimana pengaktifan sistem ketika instalasi normal.
  • Register jika Anda menginginkannya (biasanya tidak diperlukan).
  • Selesai ;)

Sekarang Anda bisa log in dengan account Anda yang sudah ada.

NTOSKRNL Rusak atau Hilang (Missing or Corrupt)


Jika Anda mendapati pesan error bahwa “NTOSKRNL not found” / NTOSKRNL tak ditemukan, lakukan:

  • Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
  • Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.

  • Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
  • Biasanya #1
  • Pindahlah ke drive CD Drive Anda berada.
  • Tulis: CD i386
  • Tulis: expand ntkrnlmp.ex_ C:\Windows\System32\ntoskrnl.exe
  • Jika Windows XP Anda terinstal di tempat lain, maka ubahlah sesuai dengan lokasinya.
  • Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT
  • Selesai

HAL.DLL Rusak atau Hilang (Missing or Corrupt)


Jika Anda mendapatkan error berkenaan dengan rusak atau hilangnya file hal.dll, ada kemungkinan
file BOOT.INI mengalami salah konfigurasi (misconfigured).

  • Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
  • Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
  • Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
  • Biasanya #1
  • Tulis: bootcfg /list

Menampilkn isi/masukan pada file BOOT.INI saat ini

  • Tulis: bootcfg /rebuild

Memperbaiki konfigurasi dari file BOOT.INI

  • Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

Direktori \WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG rusak atau hilang


Jika Anda mendapatkan error dengan tulisan :

“Windows could not start because the following files is missing or corrupt
\WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG\SYSTEM or \WINDOWS\SYSTEM32\CONFIG\SOFTWARE”

  • Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
  • Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
  • Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
  • Biasanya #1
  • Masukkan password administrator jika diperlukan.
  • Tulis: cd \windows\system32\config
  • Berikutnya tergantung di bagian mana letak terjadinya kerusakan:
  • Tulis: ren software software.rusak ATAU ren system system.rusak
  • Berikutnya lagi juga tergantung di bagian mana letak terjadinya kerusakan:
  • Tulis: copy \windows\repair\system
  • Tulis: copy \windows\repair\software
  • Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

NTLDR atau NTDETECT.COM tak ditemukan (NTLDR or NTDETECT.COM Not Found)


Jika Anda mendapati error bahwa NTLDR tak ditemukan saat booting:

  1. Untuk partisi tipe FAT

Silakan Anda melakukan booting dari disket Win98 Anda dan salinlah file NTLDR atau NTDETECT.COM
dari direktori i386 ke drive induk/akar (root) C:\

2.  Untuk partisi tipe NTFS

  • Masukkan CD Windows XP dan booting dari CD tersebut.
  • Pada saat muncul opsi R=Repair yang pertama, tekan tombol R.
  • Tekan angka sesuai dengan lokasi instalasi Windows yang ingin diperbaiki yang sesuai.
  • Biasanya #1
  • Masukkan password administrator jika diperlukan.
  • Masukkan perintah berikut, dimana X: adalah alamat drive dari CD ROM Anda (Sesuaikan!).
  • Tulis: COPY X:\i386\NTLDR C\:
  • Tulis: COPY X:\i386\NTDETECT.COM C:\
  • Keluarkan CD Anda dan ketikkan EXIT

Saturday, May 7, 2011

Manajemen pakan

Pakan sapi perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas susu, serta dapat mempengaruhi kesehatan sapi, baik kesehatan tubuhnya maupun kesehatan reproduksinya. Secara umum, pakan sapi perah adalah rumput dan konsentrat sebagai pakan penguat. Meskipun demikian, pemberian pakan harus sesuai dengan bobot badan sapi, kadar lemak susu, dan produksi susunya, terutama bagi sapi-sapi yang telah berproduksi.

rumput
Pakan: rumput gajah
Pakan pedet berumur 0-4 bulan adalah air susu induknya. Namun, pedet dalam peternakan sapi perah hanya diberi susu induk selama 7 hari pertama sejak dilahirkan. Susu yang dihasilkan selama 7 hari pertama tersebut dinamakan kolostrum. Kolostrum banyak mengandung zat kekebalan tubuh, protein dan mineral, sehingga sangat dibutuhkan oleh tubuh sapi anakan (pedet) yang baru lahir. Paling lambat 0,5-1 jam setelah pedet lahir, kolostrum harus diberikan. Apabila pemberian kolostrum terlambat, maka pedet akan mudah terserang penyakit.

Pakan pedet lepas sapih (4-8 bulan) sudah dapat disediakan/diberikan pakan konsentrat dan dan hijauan/rumput. Pemberian pakan dan air kepada pedet lepas sapih sebaiknya tidak terbatas (ad libitum). Hal ini disebebakan pedet berada dalam kandang koloni,sehingga apabila daya pakannya baik akan tumbuh lebih cepat. Namun, patokan pemberian pakan kepada pedet adalah konsentrat 11,5% dan hijauan 10% dari bobot hidup. Susunan konsentrat untuk pedet lepas sapih terdiri atas 26% bungkil kelapa, 24% bungkil kedelai, 25% dedak halus dan 25% ampas tapioka.
Untuk pakan sapi dara, pada prinsipnya sama dengan pakan pedet lepas sapih. Agar lebih ekonomis, kadar protein pada bahan konsentratnya bisa lebih rendah dari pakan pedet, sehingga biayanya lebih murah. Hal ini disebabkan protein dan energi bisa diperoleh dari rumput, hijauan kering, atau pastura (padang rumput) yang baik. Namun jika hijauan atau rumput tersebut berkualitas rendah, harus ditambah pakan konsentrat yang berkadar protein 15-16%. Pemberian pakan ini mempengaruhi perkembangan sapi dara, baik perkembangan tubuhnya maupun alat reproduksinya. Berikut saya sertakan Gambar konsentrat (campur ampas tahu). Note: Maafkan saya teman-teman, poto dirimu saya upload, abisnya deket2 ama konsentrat sii, hehe…

Konsentrat
Pakan: ampas tahu + konsentrat
Pakan dibutuhkan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, hasil susunya tidak akan maksimal. Agar lebih praktis, pemberian konsentrat adalah 50% dari jumlah susu yang dihasilkan (rasio 1:2). Pemberian rumput tetap berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya.
Rumput yang mengandung nilai gizi tinggi biasanya berasal dari limbah tanaman kacang-kacangan. Perlu diketahui, produksi susu akan lebih meningkat sampai dengan bulan ke-2 masa laktasi. Karenanya, pemberian pakan pada masa ini harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan sapi, agar puncak produksi dapat dipertahankan.

Sumber :  indovet.wordpress.com

Management Pedet Pra Sapih

Pembesaran pedet merupakan pekerjaan yang penting, mengingat bahwa pedet muda adalah gambaran masa depan usaha peternakan sapi perah. Pedet dibesarkan untuk mengganti kelompok induk sapi perah baik yang dipelihara secara intensif maupun semi-intensif. Pedet merupakan sumber pendapatan yang berharga sehingga diperlukan perawatan dan perhatian khusus pada tahap pembesarannya. Pemeliharaan pedet baik jantan maupun betina pada umumnya hampir sama, tetapi yang membedakan adalah ketika pedet itu telah disapih. Pedet betina pada umumnya ditujukan untuk penggantian induk (replacement stock) dan yang jantan selain digunakan sebagai bakal pemacek bisa juga untuk bakalan ternak potong.

Pemeliharaan pedet jantan dan betina pada masa prasapih merupakan tahapan yang sangat kritis, tingkat mortalitas mencapai 16-20% bilamana pedet tidak segera mendapat kolostrum sebelum mencapai umur satu bulan (Schingoethe and Garcia, 2001). Moran (2002) menyatakan bahwa tiga bulan pertama pemeliharaan pedet adalah masa pemeliharaan paling mahal, dan pada masa ini tingkat kematian bisa lebih dari 8% di Amerika dan antara 2-4% di Australia. Khususnya pada periode kolostrum, pedet belum bisa menghasilkan antibodi (immunoglobulin) untuk minggu pertama setelah kelahirannya dan harus mendapatkannya melalui kolostrum. Usaha bersama harus dilakukan untuk memastikan setiap pedet mengkonsumsi kolostrum berkualitas tinggi yang cukup untuk menyediakan transfer pasif kekebalan tubuh untuk melawan beberapa penyakit yang menyebabkan kematian dan performan yang jelek pada masa prasapih sehingga menyebabkan kerugian besar.

Pedet yang tidak memperoleh perhatian yang cukup selama minggu pertama hidupnya, lebih rentan terserang penyakit dan membutuhkan biaya yang lebih besar. Perhatian yang cermat merupakan bagian yang kritis dari usaha pembesaran pedet. Hal itu juga termasuk persiapan induk untuk melahirkan, pengawasan kelahiran, penyediaan kandang yang sesuai untuk pembesaran pedet, pemberian pakan yang tepat, pencegahan penyakit atau pemeliharaan kesehatan yang erat hubungannya dengan peraturan kehigienisan yang ketat dan penggunaan jasa ahli kesehatan hewan jika diperlukan.

Target yang harus dicapai dari pemeliharaan pedet baru lahir sampai masa sapih adalah mengoptimalkan pertumbuhan dan meminimalkan gangguan kesehatan (Heinrichs and Jones, 2003). Moran (2002) menyatakan tujuan yang harus dicapai dalam pembesaran pedet yaitu ;
Menghasilkan pedet dengan performan yang sesuai breed-nya dan meminimalkan kerugian baik dari kematian maupun penyakit

Mencapai kecepatan pertumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal
Mengoptimalkan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pakan (susu, konsentrat, dan hijauan), kesehatan ternak (biaya pengobatan), dan biaya operasional yang lain (peralatan, transportasi, bahan alas perkandangan dan lainnya)

Meminimalkan kebutuhan tenaga kerja
Memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada seperti kandang pembesaran dan ladang pengembalaan untuk grazing.

Tidak ada satu jalan yang terbaik untuk membesarkan pedet kecuali dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh yang harus dipertimbangkan antara lain, yaitu manajemen pemberian pakan, perkandangan, dan kesehatan. Dengan memahami prinsip dasar pembesaran pedet yaitu tentang pertumbuhan, nutrisi, kesehatan, dan tingkah laku, seorang peternak dapat membangun suatu sistem peternakan yang berhasil di peternakannya sendiri. Sebaliknya, jika manajemen tersebut tidak dijalankan dengan baik maka suatu peternakan akan jatuh dan alasannya seringkali tidak dapat dijelaskan bahkan oleh seorang ahli sekalipun.
Pedet periode prasapih memerlukan pakan cair dan kering dan sebaiknya diberikan campuran biji-bijian kering ketika berumur tiga hari. Pemberian pakan kering lebih awal sangat penting untuk menstimulasi perkembangan rumen. Target pemeliharaan pedet periode prasapih adalah mencapai bobot badan 65 kg pada saat umur 8 minggu atau umur sapih. Pedet mengkonsumsi pakan kasar minimal 1 kg/hari. Setelah disapih konsumsi konsentrat pedet sekitar 2 kg/hari. Pedet pada periode ini diusahakan mencapai pertambahan bobot badan harian 0,7 kg (Anonymous, 2006).

Sumber : duniahewan.blogspot.com

Manfaat Susu Sapi Segar


lebih baik mengkonsumsi susu segar
Merebaknya kasus gizi buruk atau mal-nutrisi pasca krisis ekonomi tahun 1997 yang lalu hingga kini, hampir setiap hari masih dapat kita baca dan saksikan di berbagai media masa.
Menurut Depkes (2004) bahwa pada tahun 2003 terdapat sekitar 5 juta Balita kurang gizi, 3,5 juta anak dalam tingkat kurang gizi, dan  1,5 juta anak status gizi buruk. Selain itu, terpuruknya prestasi olah raga di negeri ini (yang ditunjukan oleh hasil SEA Games yang lalu), ternyata pula Indonesia hanya mampu menduduki Peringkat V. Kondisi dan prestasi tersebut, merupakan salah satu manifestasi dari rendahnya konsumsi gizi masyarakat, khususnya konsumsi protein hewani asal ternak (daging, telur dan susu).
Hal ini disebabkan eratnya hubungan antara konsumsi gizi dengan prestasi manusia. Salah satu komponen gizi yang menjadi sangat penting adalah protein hewani. Protein ini, berasal dari hasil produksi ternak dan ikan, memiliki karakteristik asam-asam amino esensial yang tidak dimiliki oleh protein dari sumber lainnya (nabati).

Konsumsi Protein
susu sapiSaat ini, konsumsi protein hewani masyarakat kita masih jauh dari norma gizi yang disarankan oleh FAO. Menurut Ditjen Peternakan (2004) bahwa konsumsi pangan hewani sebesar 86,9 gr/kapita/hari dari target 150 gr/kapita/hari, yang berasal dari komoditi peternakan sebesar 36,5 gr/kapita/hari (42 %).
Oleh karenanya, untuk konsumsi pangan hewani yang masih di bawah standar Pola Pangan Harapan (PPH), perlu terus ditingkatkan.  Tidak jauh berbeda, dari sisi produksi (suplai) yaitu berdasarkan analisis dari Pola Pangan Harapan (PPH) menunjukkan bahwa saat ini tingkat pencapaian konsumsi masyarakat Indonesia akan protein hewani asal ternak baru mencapai setara daging 5,9 kg/kapita/tahun; telur 5,4 kg/kapita/tahun dan susu 1,2 kg/kapita/tahun (Susenas 2003) dari standar minimum norma gizi 6 gram/kapita/hari (yang setara dengan daging 10,1 kg/kapita/tahun, telur 3,5 kg/kapita/tahun dan susu 6,4 kg/kapita/tahun).

Dampak Konsumsi Protein
susu sapiAhmad Rusfidra (2005) menyatakan bahwa Konsumsi protein hewani yang rendah banyak terjadi pada anak usia bawah lima tahun (balita), terlihat pada merebaknya kasus busung lapar dan mal-nutrisi. Usia balita disebut juga sebagai periode “the golden age” (periode emas pertumbuhan) dimana sel-sel otak anak manusia sedang berkembang pesat.
Pada fase ini, otak membutuhkan suplai protein hewani yang cukup agar berkembang optimal. Asupan kalori-protein yang rendah pada anak balita berpotensi menyebabkan terganggunya pertumbuhan, meningkatnya risiko terkena penyakit, mempengaruhi perkembangan mental, menurunkan performa mereka di sekolah dan menurunkan produktivitas tenaga kerja setelah dewasa. Namun, sebenarnya pembentukan sel otak manusia terjadi sejak dalam kandungan. Oleh karenanya, bagi ibu hamil dan menyusui sangat dianjurkan untuk mengonsumsi protein hewani (daging, telur dan susu) yang cukup bagi kesehatan dirinya maupun bayinya.

Selain itu, berdasarkan berbagai analisa para ahli, ternyata pula bahwa untuk kecerdasan seseorang, protein hewani sangat dibutuhkan bagi daya tahan tubuh. Lebih jauh Shiraki et al. (1972) yang disitasi oleh Ahmad Rusfidra, telah membuktikan peranan protein hewani dalam mencegah terjadinya anemia pada orang yang menggunakan otot untuk bekerja keras, seperti bagi para pekerja fisik dan olahragawan. Gejala anemia tersebut dikenal dengan istilah “sport anemia”. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengonsumsi protein yang tinggi, yaitu 50 % harus berasal dari hewani (daging, telur dan susu). Mengingat pentingnya protein hewani bagi segala lapisan usia, maka konsumsi produk hasil peternakan semestinya dipacu terus menuju tingkat konsumsi ideal. Jika tidak, sangat beresiko akan terbentuknya masyarakat yang tidak sehat.

Diantara berbagai sumber protein hewani, yang menarik dikaji untuk diketahui adalah susu. Dalam kajian ini, yang disebut susu adalah susu yang diproduksi oleh sapi perah. Diantara berbagai jenis susu, ternyata Susu Sapi merupakan komoditi yang paling banyak dikonsumsi. Hal tersebut beralasan, karena Susu Sapi memiliki zat-zat gizi yang hampir sama kualitasnya dengan Air Susu Ibu (ASI) seperti tampak pada Tabel di bawah. Susu juga merupakan sumber kalsium, riboflavin, dan vitamin A, sementara itu susu yang sudah difortifikasi (diperkaya) juga banyak mengandung vitamin D. Sehingga para ahli sangat merekomendasikan, bahwa susu dapat digunakan sebagai makanan pengganti ASI bagi anak-anak.

Tabel : Perbandingan Kandungan Gizi Susu Sapi dengan ASI
No.Zat-Zat GiziASISusu Sapi
1.
2.
3.
4.
5.
Total Solid (%)
Casein (%)
Laktosa (%)
Lemak (%)
Enersi (Kkal/Kg)
12,9
0,4
7,1
4,5
720,0
12,7
2,6
4,6
3,9
660,0
Keterangan : dari berbagai sumber  (Jannes and Sloan, 1970)
Berdasarkan data tersebut, tidak diragukan lagi bahwa fungsi dan peran susu dapat menggantikan ASI sehingga akan berdampak bagi peningkatan dan pembentukan kecerdasan bangsa.
Menurut kajian Profil konsumsi susu di Indonesia (Ali Khomsan, 2004) menunjukkan, bahwa susu segar hanya memberikan kontribusi 17,9 persen dari total konsumsi susu. Sisanya, sebesar 82,1 persen merupakan konsumsi susu bubuk, berarti mayoritas konsumen susu di Indonesia memilih susu bubuk dibandingkan dengan susu cair. Hal ini, sangat berbeda dengan kondisi di luar negeri, konsumsi susu cair di Amerika Serikat (AS) mencapai 22.350 juta liter/tahun, India 42.001 juta liter/tahun, Cina 6.345 juta liter/tahun, Pakistan 28.671 juta liter/tahun, Spanyol 4.577 juta liter/tahun, dan Thailand dan  Vietnam 58 juta liter/tahun tidak jauh dengan Indonesia (Indonesia 62 juta liter/tahun)
Untuk susu bubuk, pada tahun 2004, konsumsi di Indonesia mencapai 283 juta liter. Sedangkan di AS hanya 58 juta liter, India 936 juta liter, Cina 1.951 juta liter, Pakistan 249 juta liter, Spanyol 18 juta liter, Thailand 69 juta liter, dan Vietnam 41 juta liter.
Rendahnya konsumsi susu di dalam negeri, selain disebabkan oleh kemampuan ekonomi (daya beli) dan tingkat pendidikan masyarakat juga terutama disebabkan oleh faktor “lactose intolerance”, yaitu kemampuan adaptasi perut orang Indonesia yang rendah terhadap lactose. Untuk itu perlu diatasi dengan membiasakannya mengonsumsi; susu pasteurisasi atau sterilisasi (susu cup atau susu bantal) hasil olahan yang kadar lemaknya telah disesuaikan dengan kemampuan adaptasi perut orang Indonesia. Setelah terbiasa, baru kemudian mengonsumsi susu segar.

Mengapa susu segar ?
susu sapiPengertian susu segar termasuk didalamnya susu pasteurisasi dan sterilisasi. Karena proses pateurisasi hanya ditujukan untuk mematikan bakteri-bakteri patogen dengan temperatur rendah (sekitar 70 %). Sedangkan sterilisasi dengan temperatur tinggi dan waktu yang sangat singkat (4 detik) ditujukan untuk membunuh seluruh kuman. Kedua proses tersebut, tidak merusak kandungan gizi susu.
Susu Kental Manis (SKM) yang diproses dengan cara evaporasi ditambahkan gula sekitar 40 % sebagai bahan pengawet. Sedangkan susu bubuk, diproses dengan temperatur sangat tinggi, akan mengurai zat-zat gizi yang ada pada susu murni. Sesuai pendapat ahli gizi Prof Dr. Ir. Made Astawan MS (2002) bahwa susu bubuk, yang diolah melalui proses pengeringan dengan suhu tinggi memiliki kadar dan mutu gizi lebih rendah daripada susu cair.
Proses fortifikasi yakni penambahan zat-zat gizi ke dalam susu bubuk tidak akan sepenuhnya seperti semula. Dalam proses ini, terjadi kerusakan protein sebesar 30 %, sehingga menurun daya cernanya, juga terjadi perubahan konfigurasi asam-asam aminonya dari bentuk L ke bentuk D (manusia hanya menggunakan asam amino bentuk L). Kondisi tersebut, menyebabkan menurunnya ketersediaan Asam Amino Lysin sampai (5-10) %. Asam amino ini merupakan “asam amino esensial” yang sangat diperlukan tubuh manusia.
Jika saja konsumen mengonsumsi susu segar, tentunya akan mendorong peningkatan produksi peternakan sapi perah rakyat. Sebab bahan bakunya berasal dari susu segar yang diproduksi dari peternakan rakyat, juga akan menghemat devisa. Apabila dihitung berdasarkan pada harga per satuan protein yang dikandungnya, maka susu segarharganya akan jauh lebih murah daripada susu bubuk atau SKM. Mudah-mudahan informasi ini menggugah masyarakat untuk mengonsumsi susu segar karena kualitas dan harganya jauh lebih baik…. semoga.
Sumber : Duniasapi.com