Friday, August 24, 2012

Ayo Penuhi Nutrisi Untuk Otak Kita!

Otak selalu ditantang untuk memulai atau mempelajari hal-hal baru untuk lebih aktif dalam membentuk jalur-jalur komunikasi antar sel yang membuat otak lebih mudah untuk menerima dan menyimpan informasi-informasi baru.


Untuk pemilihan makanan otak, kenalilah fungsi masing-masing jenis zat gizi untuk otak yang dapat dibedakan menjadi empat kelompok utama yaitu asam lemak, protein, glukosa, dan antioksidan.



Asam lemak pembangun otak


Asam lemak Omega-3 merupakan jenis asam lemak esensial tak jenuh yang dibutuhkan untuk pembentukan membran sel otak dan membentuk sel-sel baru. Selain bermanfaat bagi kesehatan jantung, Omega-3 berperan penting dalam meningkatkan kualitas hubungan antar sel syaraf dalam menjaga kesehatan fungsi kognitif otak kita.


Salah satu jenis asam lemak Omega-3 yaitu DHA, banyak terkandung di dalam Ikan laut seperi salmon dan mackerel. DHA dapat meningkatkan kualitas pertukaran informasi antar sel saraf, bermanfaat dalam kesehatan sistem saraf pusat, memperkuat fungsi ingatan, dan dapat meningkatkan performa kerja otak. Jenis Omega-3 lainnya yaitu EPA merupakan salah satu anti-depresan alami untuk melawan depresi dan mencegah bad mood.





Protein penghubung komunikasi


Asam amino dari protein merupakan bahan dasar pembentuk senyawa kimia otak yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi antar sel-sel otak serta pembawa pesan kepada bagian-bagian tubuh yaitu neurotransmitters. Makanan sumber protein seperti telur dan susu murni mengandung senyawa Kolin yang terlibat dalam pembentukan senyawa kimia otak Asetikolin yang berperan dalam meningkatkan kapasitas daya ingat, memori, konsentrasi dan juga kecerdasan otak.


Sumber protein lainnya seperti kacang kedelai, selain mengandung Kolin juga mengandung Tyrosine, senyawa yang bermanfaat untuk menghasilkan anti depresan alami, dan Dopamine, 'feel good' hormon, yang berperan melawan stress, depresi, dan kepikunan.



Glukosa pemberi kerja


Otak dalam melakukan mendapatkan asupan energi secara kontinu agar kerjanya dapat berjalan dengan optimal. Sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa.


Glukosa merupakan senyawa utama penghasil energi untuk sel otak dan untuk sel dalam tubuh lainnya. Glukosa dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi makanan kaya karbohidrat seperti: nasi, jagung, roti, kentang, singkong, pasta gandum, dan oatmeal. Selain itu, buah-buahan seperti mangga, pisang, apel, jeruk, semangka yang banyak mengandung karbohidrat sederhana juga dapat digunakan sebagai sumber glukosa.



Antioksidan sang pelindung


Antioksidan berfungsi untuk melindungi otak dari kerusakan serta proses penuaan (brain aging) akibat dari adanya radikal bebas dan stres oksidatif pada jaringan sel otak. Antioksidan seperti Vit C, Vit E, Beta Carotene, Phenols, Folate, dan Lycopene secara alami banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayur-sayuran yang bermanfaat tidak hanya untuk kesehatan otak tapi juga baik bagi kesehatan tubuh.


Dalam buah mangga dan tomat misalnya, banyak mengandung antioksidan anti-kanker yaitu Beta-Carotene dan Lycopene. Di dalam sayuran seperti kubis, mengandung antioksidan Folate yang juga bermanfaat bagi kesehatan jantung. Sebagai rule of thumb dalam pemilihan sumber antioksidan, pilihlah buah-buahan atau sayuran berwarna cerah.


Semakin berwarna maka kandungan antioksidannya juga akan semakin tinggi. Oleh karena itu buatlah menu makanan sehari-hari menjadi lebih berwarna.




(Majalah Men's Fitness Indonesia edisi April 2011)

Pendongkrak Imunitas Tubuh

Pola makan dan nutrisi yang tidak benar menjadi salah satu penyebab rendahnya kekebalan tubuh. Akibatnya, Anda menjadi mudah sakit.


Berikut ini daftar rempah-rempah yang bisa mendongkrak imunitas tubuh Anda:



Cabai merah kering


Zat capsaicin yang memberi rasa pedas pada cabai mampu menurunkan risiko kanker kulit dan usus. Beri potongan cabai merah kering pada pizza atau pasta.



Kayu manis


Cukup 1⁄4 - 1⁄2 sendok teh per hari untuk menekan kadar gula darah agar tidak tinggi, kolesterol dan diabetes tipe 2. Campur bersama oatmeal.



Kunyit


Curcumin merupakan zat yang dimiliki kunyit, mampu melawan kanker agar tidak menyebar dan mencegah diabetes tipe 2. Taburkan pada sup, aneka kukusan dan nasi.



Pala


Kandungan zat antibakteri yang ada di dalam pala bisa melawan bakteri E.coli dan salmonella. Taburkan sedikit pala pada sup, ayam panggang atau kentang tumbuk.



Jinten


Punya potensi sebagai antiperadangan dan antioksidan yang membantu pencegahan tumor. Balurkan pada daging yang hendak Anda masak.



Jahe


Bisa membantu hidung tersumbat dan melegakan rasa mual. Beri beberapa potongan jahe pada minuman atau dalam salad.




(Majalah Fitness Indonesia, edisi Mei 2011)

Bahasa Tubuh Yang Harus Dihindari

Untuk menciptakan impresi yang baik, dalam pergaulan maupun di tempat kerja, ada gestur-gestur tertentu yang perlu Anda hindari:


1. Menyentuh wajah.
Selain bisa membuat jerawatan, tindakan ini menunjukkan Anda tak percaya diri, dan bisa mengganggu perhatian lawan bicara.



2. Menghalangi dada
Jangan memegang gelas (atau apa pun) di depan dada saat berbicara dengan orang lain. Anda akan terlihat defensif.



3. Tatapan kosong.
Biasanya, kalau sudah bosan dengan apa yang dibicarakan orang lain, otomatis kita akan melamun dengan tatapan mata menerawang. Untuk menjaga perasaan si lawan bicara, biasakanlah untuk mengontrol mata dan wajah Anda, at least sampai menemukan ide untuk menghentikan obrolan.


4. Mengepal.
Posisi telapak tangan yang mengepal adalah tanda bahwa orang tersebut sedang
marah, frustasi, atau tidak setuju.


5. Membungkuk.
Tubuh membungkuk menandakan Anda tak memiliki ketertarikan dengan apa pun yang terjadi di depan Anda (termasuk saat sedang meeting!). Duduklah dengan tegak dan tunjukkan bahwa Anda terlibat dan tertarik dengan apapun yang sedang dibahas.


6. Mengetukkan jari.
Tak ada yang lebih menunjukkan kebosanan selain mengetuk-ngetukkan jemari di atas meja. Well, untuk menghindari itu Anda bisa menggosok-gosok tengkuk, serta menghadapkan badan dan kaki membelakangi meja.


7. Menguap.
Untuk mencegah reaksi alami tubuh ini mungkin bukan pekerjaan mudah, ya? Tapi usahakanlah untuk menahannya, karena menguap biasanya mengindikasikan kelelahan dan rasa bosan.


(Majalah Cosmopolitan edisi Juli 2012)

Mitos VS Fakta Seputar Kolesterol

Anda perlu tahu fakta dan mitos yang muncul selama ini tentang kolesterol akibat salah informasi.



Mitos: Hindari daging, jeroan, santan, keju, kolesterol pasti normal.

Fakta: Belum tentu, 80 persen kolesterol darah dihasilkan tubuh. Bila metabolisme tubuh sudah buruk, dibutuhkan obat pengendali kolesterol.



Mitos: Kadar kolesterol tinggi tidak berbahaya, karena tidak bergejala.

Fakta: kolesterol tinggi berbahaya karena bisa mengubah dinding pembuluh darah, memicu PJK (penyakit jantung koroner) dan penyebab kematian (serangan jantung).



Mitos: Kolesterol tinggi hanya terjadi pada orang tua saja karena metabolismenya menurun.

Fakta: Tidak benar. Pembentukan plak pada dinding pembuluh darah juga dijumpai pada usia anak-anak, dan meningkat seiring bertambahnya usia.



Mitos: Dengan berolahraga, diet, dan kondisi bugar, berarti kadar kolesterol pasti membaik.

Fakta: Tidak benar, karena berat badan, kebiasaan merokok, riwayat kesehatan keluarga, usia dan jenis kelamin juga berpengaruh.



Mitos: Daging kambing mengandung lemak yang banyak dibanding daging sapi.

Fakta: Daging sapi lebih banyak lemak jenuhnya ketimbang daging kambing. Data dari Proceedings Nutrition Society of Australia, kandungan kolesterol daging kambing berkisar 5-39 mg/100 g, daging sapi: 42-78 mg/100 g dan babi 66- 98 mg/100 g.



Mitos: Saat dokter belum vonis apapun, Anda tidak perlu risau.

Fakta: Salah. Periksa kolesterol sesering mungkin untuk memastikan kadar kolesterol LDL (jahat), kolesterol HDL (baik), dan trigliserida.



Mitos: Orang gemuk punya kadar kolesterol lebih tinggi dari orang kurus.

Fakta: Belum tentu. Kadar kolesterol dipengaruhi berbagai faktor: jenis makanan, kecepatan tubuh memproduksi dan membuang LDL, tingkat kesehatan serta kebiasaan makan.




(Majalah Fitness Indonesia, edisi September 2011)