Friday, September 14, 2012

LAKTOPEROKSIDASE (ENZIM SUSU)

LPO adalah enzim yang tersedia dalam jumlah banyak di dalam susu (kandungannya sekitar 30 mg/l susu) (Kussendrager and Hooijdonk, 2000). Cara kerja enzim ini adalah unik, tidak sebagaimana enzim lainnya di dalam susu. LPO mengkatalisa reaksi antara hydrogen peroxide (H2O2) dan thiocyanate (SCN) yang secara natural terdapat dalam susu menjadi senyawa yang dinamakan hiphothiocyanite (OSCN) (Barrett et al., 1999, Kussendrager and Hooijdonk, 2000, Seifu et al., 2007).  Proses katalisis yang dilakukan oleh LPO dalam rangka memproduksi OSCN dinamakan laktoperoksidase system (LPOS). Senyawa OSCN ini adalah senyawa yang bertanggung jawab untuk membunuh bakteri, fungi, dan virus dengan merusak gugus sulfhidril (gugus S-H) dari membran sel, yang mengakibatkan pada kerusakan vital membran sel yang pada akhirnya akan membawa pada kematian sel (Al-Baarri et al., 2011b, Borch et al., 1989).
LPO di dalam susu hanya mampu bertahan selama 0.5–1 jam, dan  selanjutnya LPO akan terdegradasi yang berakibat pada kehilangan aktivitasnya (Al-Baarri et al., 2011c). Saat LPO hilang aktivitasnya, substrat H2O2 dan SCN akan tersisa di dalam susu. Sisa substrat inilah yang nantinya akan dimanfaatkan melalui metode membran laktoperoksidase. Setelah substrat ini melewati membran laktoperoksidase, maka akan terkonversi menjadi OSCNsebagai anti bakteri. Metode ini dinilai sebagai metode yang praktis, mudah dan aman karena tidak meninggalkan senyawa yang berbahaya bagi tubuh.
Secara alamiah, susu mempunyai zat yang berfungsi untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri pathogen, diantaranya adalah nisin, laktoferin, dan lactoperoksidase (Seifu et al., 2004, Legowo et al., 2009). Ketiga zat ini adalah sejenis enzim yang berfungsi untuk mempertahankan susu dari serangan bakteri. Namun oleh karena jumlahnya yang terbatas, enzim-enzim ini tidak mampu terus menerus mempertahankan kualitas susu dari serangan bakteri yang berasal dari luar maupun yang berasal dari perkembangan endogenous bakteri. Diantara ketiga enzim yang berfungsi mempertahankan kualitas susu ini, enzim lactoperoxidase (LPO) sangat berperan untuk membunuh bakteri (Al-Baarri et al., 2011a, Seifu et al., 2005, Asaah, 2007, Legowo et al., 2011).
LPO adalah enzim yang tersedia dalam jumlah banyak di dalam susu (kandungannya sekitar 30 mg/l susu) (Kussendrager and Hooijdonk, 2000). LPO mempunyai berat molekul sebesar 78 kDa dan tersusun dari 612 jenis asam amino (Seifu et al., 2004, Østdal et al., 2000, Shakeel-ur et al., 2002). Gambaran lebih detail mengenai LPO ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data fisik-kimia yang dimiliki oleh enzim LPO (Al-Baarri et al., 2011a, Kussendrager and Hooijdonk, 2000, Wolfson and Sumner, 1993)
Komponen/karakteristik
Data
Berat molekul
78431 Da
Jumlah asam amino
612
Kandungan karbohidrat
10 %
Kandungan struktur besi
0,07 %
Prosthetic group
Haem protoporphyrin IX
Iso-electric point
9,6
Absorptivity e412 nm
112,3 mM-1 cm-1
Absorptivity 280 nm
14,9–15,0
Kinetic Inhibition
0,3~3,3 mM

http://wiki-images.enotes.com/d/dd/Lactoperoxidase_2R5L.png 
 Sumber gambar : http://www.enotes.com/topic/Lactoperoxidase
LPO telah terbukti dapat membunuh semua bakteri pathogen di dalam susu (Seifu et al., 2005), fungi (Al-Baarri et al., 2011c, Seifu et al., 2007) bahkan virus (Yener et al., 2009). LPO adalah jenis enzim yang sangat stabil dan mempunyai daya tahan yang kuat terhadap berbagai kondisi yang ekstrim seperti pemanasan dan pendinginan daripada enzim lainnya di dalam susu (Boots and Floris, 2006). Oleh karena itu, keberadaan enzim ini sangat menentukan masa simpan susu.
Cara kerja enzim ini adalah unik, tidak sebagaimana enzim lainnya di dalam susu. LPO mengkatalisa reaksi antara hydrogen peroxide (H2O2) dan thiocyanate (SCN) yang secara natural terdapat dalam susu menjadi senyawa yang dinamakan hiphothiocyanite (OSCN) (Barrett et al., 1999, Kussendrager and Hooijdonk, 2000, Seifu et al., 2007).  Proses katalisis yang dilakukan oleh LPO dalam rangka memproduksi OSCN dinamakan laktoperoksidase system (LPOS). Senyawa OSCN ini adalah senyawa yang bertanggung jawab untuk membunuh bakteri, fungi, dan virus dengan merusak gugus sulfhidril (gugus S-H) dari membran sel, yang mengakibatkan pada kerusakan vital membran sel yang pada akhirnya akan membawa pada kematian sel (Al-Baarri et al., 2011b, Borch et al., 1989).
          2SCNˉ + HO + 2H+                   >        (SCN) + 2HO
            (SCN)  +  HO                         >        HOSCN + SCNˉ
            HOSCN                                   <>            H+ + OSCN

Figur 1. Mekanisme yang terjadi pada LPOS dengan menggunakan substrat H2O2 dan SCN hingga menghasilkan OSCN sebagai zat pembunuh bakteri.

LPO di dalam susu mampu bertahan selama 10-12 jam dalam suhu kamar, dan  selanjutnya LPO akan terdegradasi yang berakibat pada kehilangan aktivitasnya (Al-Baarri et al., 2011c). Walaupun LPO mampu bertahan selama itu, namun substrat H2O2 dan SCN akan habis dalam waktu tidak lebih dari 3 jam. Didalam susu, terkandung endogenous H2O2 sekitar 100 µM (Wolfson and Sumner, 1993) dan SCN 400 µM (Kussendrager and Hooijdonk, 2000). H2O2 dalam susu terjadi diantaranya karena adanya proses pagositosis  dari polymorphonuclear leucocytes (Wit and Hooydonk, 1996)SCN tersedia secara natural di dalam susu dan berbagai jaringan sekresi tubuh mamalia (Reiter and Harnulv, 1984). Kedua substrat ini di dalam susu akan terdegradasi menjadi OSCN dalam waktu tiga jam. Oleh karena itu, selama tiga jam pertama, perkembangan bakteri yang ada di dalam susu dapat ditekan. Seiring dengan habisnya substrat H2O2 dan SCN maka tidak ada lagi kandungan OSCN dalam susu (Seifu et al., 2005, Al-Baarri et al., 2010). Hal inilah yang mengakibatkan perkembangan bakteri secara signifikan meningkat setelah lebih dari 3 jam pada suhu kamar.
Susu segar dari ternak yang sehat, mengandung total bakteri kurang dari 1000 CFU/ml (Jay, 2000) dan tergolong aman dikonsumsi serta memenuhi persyaratan angka kuman (atau total bakteri) pada Industri Pengolahan Susu (IPS) (Munir, 2010). Total bakteri ini akan tetap terjaga peningkatannya selama tiga jam pertama setelah pemerahan pada level dibawah 102 CFU/ml. Selanjutnya akan meningkat dua kali lipat dalam waktu tidak lebih dari satu jam.  Oleh karena itu, sering kali dijumpai susu yang mengandung total bakteri sebanyak 106 CFU/ml pada jam ke 5 penyimpanan pada suhu kamar. Jika susu yang mengandung bakteri sejumlah ini dikonsumsi, maka akan menimbulkan efek keracunan seperti demam, kepala pusing, diare dan muntah-muntah (Buckle, 1987, Legowo et al., 2009).
Peningkatan total bakteri pada susu yang telah diaktifkan LPOS-nya, dapat ditekan dengan baik. Setelah pengaktifan LPOS, kandungan total bakteri pada susu yang disimpan pada suhu kamar selama 6 jam, dapat ditekan hingga menjadi 103 CFU/ml. Total bakteri akan mencapai 106 CFU/ml pada 12 jam penyimpanan pada suhu kamar (Asaah, 2007, Seifu et al., 2004). Oleh karena itu, FAO menyarankan penggunaan LPOS untuk menambah daya tahan susu segar di negara-negara yang mengalami kesulitan dalam hal pengangkutan dalam kontainer dingin. LPOS tergolong metode pengawetan yang aman sehingga organisasi pangan lainnya seperti FSANZ, juga mendeklarasikan bahwa LPOS adalah metode preservasi yang aman (FAO, 2005, FSANZ, 2002).
Membran LPO adalah membran yang didalamnnya terdapat senyawa immobilisasi, yaitu SP-Sepharose Big Beads untuk mengikat LPO. Membran ini diharapkan dapat memberikan sumber LPO dan akan mengkonversi SCN dan H2O2 menjadi OSCN sebagai antibakteri. Setelah susu melewati membran LPO ini, maka susu akan kaya OSCN dan mampu untuk menekan angka kuman.

Pustaka
Al-Baarri, A. N., Hayashi, M., Ogawa, M. & Hayakawa, S. 2011a. Effects of mono- and di-saccharides on the antimicrobial activity of bovine lactoperoxidase system. Journal of Food Protection, 74, 134–139.
Al-Baarri, A. N., Legowo, A. M., Ogawa, M. & Hayakawa, S. 2011b. Application of an immobilized lactoperoxidase to contiuous hypothiocyanite production. Journal of Food Science (submitted).
Al-Baarri, A. N., Ogawa, M. & Hayakawa, S. 2010. Scale-up studies on immobilization of lactoperoxidase using milk whey for producing antimicrobial agent. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture, 35, 185–191.
Al-Baarri, A. N., Ogawa, M. & Hayakawa, S. 2011c. Application of lactoperoxidase system using bovine whey and the effect of storage condition on lactoperoxidase activity. International Journal of Dairy Science, 6, 72–78.
Asaah, N. O., F. Fonteh, P. Kamga, S. Mendi, H. Imele. 2007. Activation of the lactoperoxidase system as a method of preserving raw milk in areas without cooling facilities. African J. Food Agr. Nutr. Develop., 7, 1-15.
Barrett, N. E., Grandison, A. S. & Lewis, M. J. 1999. Contribution of the lactoperoxidase system to keeping quality of pasteurized milk. Journal of Dairy Research, 66, 73-80.
Boots, J.-W. & Floris, R. 2006. Lactoperoxidase: from catalytic mechanism to practical applications. International Dairy Journal, 16, 1272-1276.
Borch, E., Wallentin, C., Rosén, M. & Björck, L. 1989. Antibacterial effect of the lactoperoxidase/thiocyanate/hydrogen peroxide system against strains of Campylobacter isolated from poultry. Journal of Food Protection, 52, 638–641.
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
FAO. 2005. Benefits and potential risks of the lactoperoxidase system of raw milk preservation. Report of an FAO/WHO technical meeting. FAO/WHO, Rome, Italy. 28th November – 2nd December 2005.
FSANZ. 2002. Application A404 lactoperoxidase system. Food Standards Australia New Zealand Final Assesment Report. 18 December 2002.
Jay, I. M. 2000. Taxonomy, Role, and Significance of Microorganisms in Food. Modern Food Microbiology. Aspen Publishers, Gaithersburg MD.
Kussendrager, K. D. & Hooijdonk, A. C. M. v. 2000. Lactoperoxidase: physico-chemical properties, occurence mechanism of action and application. British Journal of Nutrition, 84, S19-S25.
Legowo, A. M., Al-Baarri, A. N., Ogawa, M. & Hayakawa, S. 2011. The Performance Inhibition of Ketohexoses and Aldohexoses in Lactoperoxidase Activity Assay. Proceedings of the International Conference of Indonesian Society Lactic Acid Bacteria (In Press).
Legowo, A. M., Kusrahayu & Mulyani, S. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Munir, A. M. 2010. Nestlé Indonesia Inc., Unpublished Data.
Østdal, H., Bjerrum, M. J., Pedersen, J. A. & Andersen, H. J. 2000. Lactoperoxidase-induced protein oxidation in milk. J. Agric. Food Chem., 48, 3939 - 3944.
Reiter, B. & Harnulv, B. G. 1984. Lactoperoxidase antibacterial system: natural occurrence, biological functions and practical applications. Journal of Food Protection, 47, 724–732.
Seifu, E., Buys, E. M. & Donkin, E. F. 2005. Significance of the lactoperoxidase system in the dairy industry and its potential applications: a review. Trends in Food Science & Technology, 16, 137-154.
Seifu, E., Buys, E. M. & Donkin, E. F. 2007. Potential of Lactoperoxidase to diagnose subclinical mastitis in goats. Small Ruminant Research, 69, 154-158.
Seifu, E., Buys, E. M., Donkin, E. F. & Petzer, I.-M. 2004. Antibacterial activity of the lactoperoxidase system against food-borne pathogens in Saanen and South African Indigenous goat milk. Food Control, 15, 447–452.
Shakeel-ur, R., Farkye, N. Y. & Hubert, R. 2002. Enzymes indigenous to milk - lactoperoxidase. Encyclopedia of Dairy Sciences. Oxford: Elsevier., 938–941.
Wit, J. N. d. & Hooydonk, A. C. M. v. 1996. Structure, functions, and application of lactoperoxidase in natural antimicrobial system. Netherland Milk and Dairy Journal, 50.
Wolfson, L. M. & Sumner, S. S. 1993. Antibacterial activity of the lactoperoxidase system: A Review Journal of Food Protection, 56, 887-892.
Yener, F. Y. G., Korel, F. & Yemenicioğlu, A. 2009. Antimicrobial activity of lactoperoxidase system incorporated into cross-linked alginate films. Journal of Food Science, 74, M73-M79.


Friday, August 24, 2012

Ayo Penuhi Nutrisi Untuk Otak Kita!

Otak selalu ditantang untuk memulai atau mempelajari hal-hal baru untuk lebih aktif dalam membentuk jalur-jalur komunikasi antar sel yang membuat otak lebih mudah untuk menerima dan menyimpan informasi-informasi baru.


Untuk pemilihan makanan otak, kenalilah fungsi masing-masing jenis zat gizi untuk otak yang dapat dibedakan menjadi empat kelompok utama yaitu asam lemak, protein, glukosa, dan antioksidan.



Asam lemak pembangun otak


Asam lemak Omega-3 merupakan jenis asam lemak esensial tak jenuh yang dibutuhkan untuk pembentukan membran sel otak dan membentuk sel-sel baru. Selain bermanfaat bagi kesehatan jantung, Omega-3 berperan penting dalam meningkatkan kualitas hubungan antar sel syaraf dalam menjaga kesehatan fungsi kognitif otak kita.


Salah satu jenis asam lemak Omega-3 yaitu DHA, banyak terkandung di dalam Ikan laut seperi salmon dan mackerel. DHA dapat meningkatkan kualitas pertukaran informasi antar sel saraf, bermanfaat dalam kesehatan sistem saraf pusat, memperkuat fungsi ingatan, dan dapat meningkatkan performa kerja otak. Jenis Omega-3 lainnya yaitu EPA merupakan salah satu anti-depresan alami untuk melawan depresi dan mencegah bad mood.





Protein penghubung komunikasi


Asam amino dari protein merupakan bahan dasar pembentuk senyawa kimia otak yang berfungsi sebagai penghubung komunikasi antar sel-sel otak serta pembawa pesan kepada bagian-bagian tubuh yaitu neurotransmitters. Makanan sumber protein seperti telur dan susu murni mengandung senyawa Kolin yang terlibat dalam pembentukan senyawa kimia otak Asetikolin yang berperan dalam meningkatkan kapasitas daya ingat, memori, konsentrasi dan juga kecerdasan otak.


Sumber protein lainnya seperti kacang kedelai, selain mengandung Kolin juga mengandung Tyrosine, senyawa yang bermanfaat untuk menghasilkan anti depresan alami, dan Dopamine, 'feel good' hormon, yang berperan melawan stress, depresi, dan kepikunan.



Glukosa pemberi kerja


Otak dalam melakukan mendapatkan asupan energi secara kontinu agar kerjanya dapat berjalan dengan optimal. Sumber energi utama untuk otak berasal dari glukosa.


Glukosa merupakan senyawa utama penghasil energi untuk sel otak dan untuk sel dalam tubuh lainnya. Glukosa dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi makanan kaya karbohidrat seperti: nasi, jagung, roti, kentang, singkong, pasta gandum, dan oatmeal. Selain itu, buah-buahan seperti mangga, pisang, apel, jeruk, semangka yang banyak mengandung karbohidrat sederhana juga dapat digunakan sebagai sumber glukosa.



Antioksidan sang pelindung


Antioksidan berfungsi untuk melindungi otak dari kerusakan serta proses penuaan (brain aging) akibat dari adanya radikal bebas dan stres oksidatif pada jaringan sel otak. Antioksidan seperti Vit C, Vit E, Beta Carotene, Phenols, Folate, dan Lycopene secara alami banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayur-sayuran yang bermanfaat tidak hanya untuk kesehatan otak tapi juga baik bagi kesehatan tubuh.


Dalam buah mangga dan tomat misalnya, banyak mengandung antioksidan anti-kanker yaitu Beta-Carotene dan Lycopene. Di dalam sayuran seperti kubis, mengandung antioksidan Folate yang juga bermanfaat bagi kesehatan jantung. Sebagai rule of thumb dalam pemilihan sumber antioksidan, pilihlah buah-buahan atau sayuran berwarna cerah.


Semakin berwarna maka kandungan antioksidannya juga akan semakin tinggi. Oleh karena itu buatlah menu makanan sehari-hari menjadi lebih berwarna.




(Majalah Men's Fitness Indonesia edisi April 2011)

Pendongkrak Imunitas Tubuh

Pola makan dan nutrisi yang tidak benar menjadi salah satu penyebab rendahnya kekebalan tubuh. Akibatnya, Anda menjadi mudah sakit.


Berikut ini daftar rempah-rempah yang bisa mendongkrak imunitas tubuh Anda:



Cabai merah kering


Zat capsaicin yang memberi rasa pedas pada cabai mampu menurunkan risiko kanker kulit dan usus. Beri potongan cabai merah kering pada pizza atau pasta.



Kayu manis


Cukup 1⁄4 - 1⁄2 sendok teh per hari untuk menekan kadar gula darah agar tidak tinggi, kolesterol dan diabetes tipe 2. Campur bersama oatmeal.



Kunyit


Curcumin merupakan zat yang dimiliki kunyit, mampu melawan kanker agar tidak menyebar dan mencegah diabetes tipe 2. Taburkan pada sup, aneka kukusan dan nasi.



Pala


Kandungan zat antibakteri yang ada di dalam pala bisa melawan bakteri E.coli dan salmonella. Taburkan sedikit pala pada sup, ayam panggang atau kentang tumbuk.



Jinten


Punya potensi sebagai antiperadangan dan antioksidan yang membantu pencegahan tumor. Balurkan pada daging yang hendak Anda masak.



Jahe


Bisa membantu hidung tersumbat dan melegakan rasa mual. Beri beberapa potongan jahe pada minuman atau dalam salad.




(Majalah Fitness Indonesia, edisi Mei 2011)

Bahasa Tubuh Yang Harus Dihindari

Untuk menciptakan impresi yang baik, dalam pergaulan maupun di tempat kerja, ada gestur-gestur tertentu yang perlu Anda hindari:


1. Menyentuh wajah.
Selain bisa membuat jerawatan, tindakan ini menunjukkan Anda tak percaya diri, dan bisa mengganggu perhatian lawan bicara.



2. Menghalangi dada
Jangan memegang gelas (atau apa pun) di depan dada saat berbicara dengan orang lain. Anda akan terlihat defensif.



3. Tatapan kosong.
Biasanya, kalau sudah bosan dengan apa yang dibicarakan orang lain, otomatis kita akan melamun dengan tatapan mata menerawang. Untuk menjaga perasaan si lawan bicara, biasakanlah untuk mengontrol mata dan wajah Anda, at least sampai menemukan ide untuk menghentikan obrolan.


4. Mengepal.
Posisi telapak tangan yang mengepal adalah tanda bahwa orang tersebut sedang
marah, frustasi, atau tidak setuju.


5. Membungkuk.
Tubuh membungkuk menandakan Anda tak memiliki ketertarikan dengan apa pun yang terjadi di depan Anda (termasuk saat sedang meeting!). Duduklah dengan tegak dan tunjukkan bahwa Anda terlibat dan tertarik dengan apapun yang sedang dibahas.


6. Mengetukkan jari.
Tak ada yang lebih menunjukkan kebosanan selain mengetuk-ngetukkan jemari di atas meja. Well, untuk menghindari itu Anda bisa menggosok-gosok tengkuk, serta menghadapkan badan dan kaki membelakangi meja.


7. Menguap.
Untuk mencegah reaksi alami tubuh ini mungkin bukan pekerjaan mudah, ya? Tapi usahakanlah untuk menahannya, karena menguap biasanya mengindikasikan kelelahan dan rasa bosan.


(Majalah Cosmopolitan edisi Juli 2012)

Mitos VS Fakta Seputar Kolesterol

Anda perlu tahu fakta dan mitos yang muncul selama ini tentang kolesterol akibat salah informasi.



Mitos: Hindari daging, jeroan, santan, keju, kolesterol pasti normal.

Fakta: Belum tentu, 80 persen kolesterol darah dihasilkan tubuh. Bila metabolisme tubuh sudah buruk, dibutuhkan obat pengendali kolesterol.



Mitos: Kadar kolesterol tinggi tidak berbahaya, karena tidak bergejala.

Fakta: kolesterol tinggi berbahaya karena bisa mengubah dinding pembuluh darah, memicu PJK (penyakit jantung koroner) dan penyebab kematian (serangan jantung).



Mitos: Kolesterol tinggi hanya terjadi pada orang tua saja karena metabolismenya menurun.

Fakta: Tidak benar. Pembentukan plak pada dinding pembuluh darah juga dijumpai pada usia anak-anak, dan meningkat seiring bertambahnya usia.



Mitos: Dengan berolahraga, diet, dan kondisi bugar, berarti kadar kolesterol pasti membaik.

Fakta: Tidak benar, karena berat badan, kebiasaan merokok, riwayat kesehatan keluarga, usia dan jenis kelamin juga berpengaruh.



Mitos: Daging kambing mengandung lemak yang banyak dibanding daging sapi.

Fakta: Daging sapi lebih banyak lemak jenuhnya ketimbang daging kambing. Data dari Proceedings Nutrition Society of Australia, kandungan kolesterol daging kambing berkisar 5-39 mg/100 g, daging sapi: 42-78 mg/100 g dan babi 66- 98 mg/100 g.



Mitos: Saat dokter belum vonis apapun, Anda tidak perlu risau.

Fakta: Salah. Periksa kolesterol sesering mungkin untuk memastikan kadar kolesterol LDL (jahat), kolesterol HDL (baik), dan trigliserida.



Mitos: Orang gemuk punya kadar kolesterol lebih tinggi dari orang kurus.

Fakta: Belum tentu. Kadar kolesterol dipengaruhi berbagai faktor: jenis makanan, kecepatan tubuh memproduksi dan membuang LDL, tingkat kesehatan serta kebiasaan makan.




(Majalah Fitness Indonesia, edisi September 2011)

Sunday, April 1, 2012

Mempercepat Koneksi Internet Smartfren Dengan DNS Benchmark

Pada tips ini intinya anda hanya perlu merubah seting DNS internet menggunakan suatu software yang bernama DNS Benchmark. Menurut orang-orang di forum sih tips ini berguna sekali, ya walaupun hanya sedikit setidaknya tips ini bisa menambah kecepatan internet anda. Untuk cara menggunakan DNS Benchmark adalah sebagai berikut. 1. Download software DNS Benchmark, software ini portable jadi tidak perlu instalasi
2. Buka program DNS Benchmark, pilih pada menu Nameservers

3. Klik pada Run Benchmark dan tunggu sampai proses pencarian DNS selesai. Mungkin ini akan memakan waktu lama jika koneksi anda lemot, jadi sabar saja
4. Jika proses pencarian selesai terlihat beberapa daftar DNS. DNS yang berwarna kecoklatan sudah tidak bisa dipakai sedangkan yang berwarna hitam masih bisa dipakai.


5. Cari DNS yang grafik biru sama hijau masih banyak atau panjang. Grafik berwarna merah menandakan bandwidth yang sudah terpakai.
6. Cari 2 DNS yang mempunyai kemiripan untuk primary dan secondary DNS. Misalnya DNS Google
Primary DNS: 8.8.8.8
Secondary DNS: 8.8.4.4


7. Untuk memasukkan DNS pada Smartfren, buat seting profil internet baru dengan pengaturan sebagai berikut:
 
Profile Name: Smart1
Access Number: #777
User name: smart
Password: smart

Contoh :
Profil 1:
Access number #777 atau *99#
User name: cdma
Password: cdma
Advance setting DNS:
Primary DNS: 8.8.8.8
Secondary DNS: 8.8.4.4

Profil 2:
Access number #777 atau *99#
User name: smart
Password: smart
Advance setting DNS:
Primary DNS: 208.67.222.222
Secondary DNS: 208.67.220.220


Untuk cara membuat profil internet baru
8. Klik Setting / Advanced untuk pengaturan lebih lanjut
9. Pada DNS Settings pilih Static kemudian isikan 2 DNS sebagai primary dan secondary DNS, klik OK


10. Kilk Save >> OK untuk menyimpan pengaturan profil baru


11. Pilih profil internet yang telah anda buat tadi, misal Smart1 kemudian klik Connect


12. Cobalah untuk browsing dan rasakan perubahannya. Apakah terasa lebih cepat? Jika belum atau tambah lemot anda bisa menggunakan DNS yang lain yang ada pada daftar DNS Benchmark. Ganti DNS Google (8.8.8.8 dan 8.8.4.4) dengan DNS yang lain.
Gua sarankan gunakan firefox dengan memasang addon AdBlock Plus pada firefox sobat yang bisa didownload di https://addons.mozilla.org/en-US/firefox/addon/adblock-plus/
Catatan:
Mungkin perubahan yang terjadi tidak begitu kelihatan karena ini hanya mengganti pengaturan DNS, semua kita kembalikan kepada ISP masing-masing. Tapi sebagian besar pengguna merasa tips ini banyak membantu khususnya bagi pengguna Smartfren yang internetnya sangat lemot.