PENDAHULUAN
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini banyak ditemukan berbagai macam metode pengajaran. Dalam mempelajari suatu teori tidaklah cukup jika hanya dengan mengetahui secara bacaan saja, karena itu semua belumlah cukup sehingga perlu dilakukan suatu hal yang disebut dengan praktikum. Adanya praktikum kita dapat mengetahui apakah teori tersebut benar atau salah, demikian juga dengan teori karbohidrat yang akan dibahas ini. Karbohidrat merupakan suatu zat gizi yang berfungsi sebagai zat penghasil energi, dimana pada setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori energi, walaupun pada kenyataannya lemak dapat menghasilkan energi lebih besar. Tetapi karbohidrat lebih banyak di konsumsi oleh masyarakat daripada lemak. Terutama pada negara-negara berkembang misalnya Indonesia menjadikan nasi yang merupakan sumber karbohidrat sebagai makanan pokok. Hal ini disebabkan karena sumber bahan makanan karbohidrat lebih murah daripada sumber makanan lemak. Selain itu karbohidrat lebih mudah di cerna daripada lemak.
Adapun tujuan dari praktikum dengan materi karbohidrat kali ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum maupun khusus dari karbohidrat dan mengetahui klasifikasi karbohidrat. Manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui lebih dekat mengenai karbohidrat mulai dari sifatnya dan klasifikasinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia. Manusia yang aktif memerlukan banyak karbohidrat, namun kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak (Riawan, 1998). Karbohidrat adalah polihidroksiketon, mempunyai rumus Cn(H2O)n. Karbohidrat umumnya digolongkan menurut strukturnya (Suharsono,1992).
2.2. Klasifikasi Karbohidrat
2.2.1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana, monosakarida larut dalam air dan tidak larut dalam alkohol juga eter. Monosakarida dibagi menjadi dua, yaitu aldosa dan ketosa. Aldosa, yaitu monosakarida yang mengandung gugus aldehid. Aldosa terdiri dari glukosa dan galaktosa. Glukosa adalah suatu aldosa, aldoheksa atau dektrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Galaktosa jarang terdapat di alam bebas. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat di dalam susu ( Fessenden, 1999 ). Ketosa, yaitu monosakarida yang mengandung gugus fungsi keton, contohnya fruktosa yang merupakan suatu karbon heksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri (Riawan, 1998). Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lemak menjadi lain (Purba, 1997)
2.2.2. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida (Yunani, oligo-, = beberapa).
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri dari beberapa molekul monosakarida. Oligosakarida dibedakan atas : a) Disakarida, terdiri atas maltosa, laktosa, solobrosa, meletrosa, gatibrosa, dan turatosa (mampu mereduksi), sukrosa (tidak memiliki sifat pereduksi), b) Trisakarida, terdiri atas marcotrosa, rhaminosa, rattinosa, meltitosa, c) Tetrasakarida, terdiri atas stacyosa, schorodosa, d) Pentasakarida, contohnya verbacossa ( Fessenden,1999 ). Oligoskarida yang lain adalah trisakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida (Damin, 1986). Contoh dari oligosakarida yaitu sukrosa. Sukrosa adalah gula yang kita kenakan sehari-hari. Baik yang berasal dari tebu maupun gula. Dengan hidrolisis, sukrosa akan pecah menjadi fruktosa dan glukosa (Fesenden, 1994).
2.2.3. Polisakarida
Senyawa dalam polisakarida terdiri dari molekul-molekul mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glukorida. Polisakarida memiliki tiga maksud dalam kehidupan, yaitu sebagai bahan pembangunan, bahan makanan dan sebagai zat speritik. Polisakarida sebagai bahan bangunan, contohnya selulosa dan kitin. Polisakarida sebagai nutrisi yang lazim adalah pati dan glikogen. Contoh suatu zat epintik ialah heparin, suatu polisakarida yang mencegah koagulasi darah. Selulosa adalah senyawa organik paling melimpah di bumi (Soeharsono,1992). Polisakarida menghasilkan lebih dari 6 monosakarida pada hidrolisis. Contoh–contoh polisakarida yang dapat linier dan bercabang adalah pati dan dekstrin. Mereka kadang - kadang dinamakan sebagai heksosan, pentosan, homopolisakarida, atau heteropolisakarida tergantung pada bentuk monosakarida yang mereka hasilkan pada hidrolisis (Harper, 1979). Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Berat molekul monosakarida bervariasi dari sekitar 500 sampai 500000, bergantung pada jumlah yang terkandung dari monoskarida (Purba, 1997).
BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Kimia Dasar dengan Materi Karbohidrat dilaksanakan pada Hari Sabtu, 24 Oktober 2009, pukul 13.00 – 15.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Peternakan Universitas Dipomegoro Semarang.
3.1. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum karbohidrat, yaitu Pipet tetes yang berfungsi untuk mengambil suatu larutan, tabung reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan suatu larutan, rak tabung berfungsi untuk melutakkan tabung reaksi, pemanas air untuk memanaskan larutan dalam tabung, kaki tiga sebagai tempat untuk meletakkan tabung elemeyer, bunsen sebagai pemanas, penjepit untuk menjepit tabung reaksi saat dipanaskan, gelas beker sebagai tempat larutan. Untuk bahannya yaitu kertas saring, kertas lakmus, glukosa, laktosa, sukrosa, fruktosa, kanji, madu, sirup, larutan Iodine, Na2CO3,, fehling A, fehling B, Asam Pikrat pekat, HNO3 pekat, Pereaksi Benedict.
3.2.Metode
3.2.1. Prosedur Uji Kelarutan
Menyiapkan lima tabung reaksi, kemudian memasukkan berturut-turut glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa dan kanji sebanyak 10 tetes. Setelah itu kita mencatat warna dari bentuk fisik karbohidrat tersebut, langkah berikutnya yaitu menambahkan 10 ml aquades kesetiap tabung reaksi. Selanjutnya kita tutup dengan ibu jari dan menggojog dengan baik. Langkah terakhir mencatat hasil pengamatan kedalam tabel.
3.2.2. Prosedur Uji Fehling
Menyiapkan enam tabung reaksi dan dengan pipet tetes mengisi berturut-turut 1ml larutan laktosa, sukrosa, glukosa, fruktosa, kanji, dan sirup. Kemudian masing-masing tabung reaksi diisi 5 ml Fehling A dan Fehling B. dan selanjutnya digojog, setelah itu kita tempatkan dalam pemanas air mendidih selama 10 menit dan mengamati perubahan yang terjadi. Uji ini positif jika terbentuk endapan merah bata.
3.2.3. Prosedur Uji Benedict
Memasukan 10 tetes larutan glukosa 2 % kedalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan 10 tetes pereaksi benedict setelah itu kita panaskan beberapa saat, maka akan terjadi perubahan warna. Amati dengan teliti dan catat pada lembar pengamatan . reaksi positif jika terjadi endapan warna merah muda. Ulangi pengujian ini teradap larutan fruktosa, laktosa, sukrosa, madu, sirup dan kanji.
3.2.4. Prosedur Uji Asam Pikrat
Memasukan 10 tetes glukosa kedalam tabung reaksi. Tambahkan larutan Asam Pikrat jenuh dan Sodium Karbonat, setelah dipanaskan beberapa saat amati perubahan warna yang terjadi. Reaksi positif jika terbentuk warna merah. Ulangi percobaan ini terhadap larutan fruktosa, laktosa, kanji, dan sirup.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji kelarutan
Tabel 3. Uji Kelarutan
Sampel Warna Keterangan |
Glukosa Bening Larut Fruktosa Kuning ening Larut Laktosa Kuning bening Larut Sukrosa Bening Larut Kanji Lebih keruh Larut |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2009
Praktikum uji kelarutan glukosa, fruktosa, sirup, laktosa, madu, sokrosa, kanji larut dalam air. Hal ini menunjukan bahwa bahan tersebut merupakan gugus monosakarida. Hal ini sesuai dengan Kartasapoetra (1999), yaitu monosakarida dapat ditemukan dalam wujud glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Sampel apabila ditambahkan dengan aquades akan membentuk suatu larutan yang mengakibatkan warnanya menjadi keruh atau jernih berarti sampel tersebut mengandung karbohidrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hawab (2003) yang menyatakan bahwa suatu senyawa karbohidrat biasanya diakhiri dengan kata sakarida yang berarti gula (bahasa Yunani) atau dengan kata osa.
4.2. Uji Pereduksi (Uji Fehling)
Tabel 4. Uji Fehling
Sampel Reaksi Keterangan ( +/ - ) |
Laktosa + Merah bata, terdapat endapan Sukrosa - Tidak terdapat endapan merah bata Glukosa + Terdapat endapan merah bata Fruktosa + Terdapat endapan merah bata Kanji - Tidak terdapat endapan merah bata Madu + Terdapat endapan merah bata Sirup 2 % + Terdapat endapan merah bata |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2009
Pereaksi fehling terdiri atas fehling A dan B yang bila dicampur akan berwarna biru. Bila senyawa yang mengandung aldehid direaksikan dengan fehling maka akan terjadi endapan yang berwarna merah bata dan hasil menunjukan positif. Pada larutan sukrosa dan kanji tidak menunjukan hasil positif karena warna tidak mengalami perubahan yaitu warna tetap biru dan tidak terdapat endapan. Hal ini sesuai dengan pendapat Fessenden (1999). bahwa reaksi yang positif menghasilkan endapan warna merah.
4.3. Uji Benedict
Tabel 5. Uji Benedict
Sapel Reaksi (+/-) Keterangan |
Glukosa 2 % + Warna merah bata Sukrosa - Warna hijau Maltosa + Warna merah bata Laktosa + Warna merah bata Fruktosa + Warna merah bata Kanji - Warna biru Madu + Warna merah bata Sirup - Warna hijau tua |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2009
Setelah larutan diletakan dalam tabung reaksi dan sebelum dipanaskan, semua larutan berwarna biru bening. Setelah larutan itu ditambah pereaksi benedict dan dipanaskan, akan menghasilkan endapan merah bata, Endapan merah tadi adalah hasil reduksi CuO menjadi Cu2O. Hal ini sesuai dengan pendapat Fessenden (1999), bahwa reaksi yang positif menghasilkan warna merah bata.
4.4. Uji Asam Pikrat
Tabel 6. Uji Asam Pikrat
Sampel Reaksi (+/-) Keterangan |
Glukosa 2 % + Warna marah Fruktosa + Warna merah Laktosa + Warna merah Kanji - Warna Kuning Sirup - Warna Orange Sukrosa + Warna Merah Madu + Warna Merah |
Sumber: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2009
Menurut percobaan ini glukosa, maltosa dan laktosa dapat mereduksi asam pikrat menjadi asam pikramat dengan perubahan warna menjadi merah bata. Glukosa teroksidasi menjadi asam glukonat dan asam pikrat menjadi asam pikromat jika tereduksi. Asam inilah yang berwarna merah. Hal ini sesuai dengan pendapat Fessenden (1999), bahwa reaksi yang positif menghasilkan warna merah.
BAB IV
KESIMPULAN.
Karbohidrat merupakan polihidroksi keton atau polihidrataldehid yang mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Pada uji kelarutan golongan monosakarida mudah larut dalam air. Sifat kimia dapat diuji dengan Uji Fehling dan akan terbentuk endapan merah bata, maka karbohidrat memiliki sifat pereduksi. Karbohidrat sebagai pereduksi diuji dengan Benedict yang ditunjukan dengan endapan merah bata. Tes asam pikrat terbentuk warna merah bata menunjukan reaksi positif.
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra. G, H Marsetyo. 1995. Ilmu Gizi. Rineka Cipta : Jakarta.
Fessenden, J. 1994. Dasar Kimia Organik. Erlangga, Jakarta.
. 1999. Kimia Organik. Edisi kedua. Erlangga, Jakarta
Harper, H . A .1979 . Biokimia. Buku kedokteran E. G. C : Jakarta
Hawab, M. 2003. Pengantar Biokimia. Bayu Media Publishing, Bogor.
Purba, Michael. 1997. Ilmu Kimia. Erlangga, Jakarta.
Riawan,S. 1990.Kimia Organik.Binarupa Aksara, Jakarta
Soeharsono, N. 1992.Biokimia jilid 1. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment
Comment Me