Monday, December 6, 2010

MENYUSUN RANSUM DARI BAHAN PAKAN PADA SAPI DAN BABI DENGAN MELIHAT UNSUR KELAYAKAN ( NILAI GIZI, HARGA, KETERSEDIAAN, DAN KANDUNGAN ZAT ANTI NUTRISI )

TERNAK SAPI
1.      Pakan Hijauan
Rumput Gajah
-         Nilai Gizi
Rumput Gajah mempunyai nilai gizi yang tinggi. Hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa bahan keringnya mengandung 6,4% protein kasar, 34,5% serat kasar, 3,0% lemak, 8,6% abu dan 47,5% bahan Ekstraksi tanpa N. Rumput Gajah diberikan kepada ternak sebagai rumput potongan, artinya dipotong di kebun kemudian diberikan kepada ternak.
-         Harga
Harga dari rumput gajah itu tergantung dari dimana untuk mendapatkannya. Misalnya harga rumput di daerah pegunungan sangat terjangkau yakni Rp. 2000,00 per karung, hal ini dikarenakan kondisi lingkungan sangat mendukung untuk pertumbuhan rumput gajah. Sebaliknya apabila mencari rumput gajah di daerah dataran rendah, maka harganya akan melambung tinggi, karena sulit memperoleh pasokan.
-         Ketersediaan
Hubungan ketersediaan rumput gajah dengan harga yakni saling mempengaruhi. Ketersedian rumput gajah di dataran tinggi sangat melimpah, karena banyak petani yang membudidayakannya. Namun sedikit petani yang membudidayakan rumput ini di daerah dataran rendah
-         Kandungan Anti Nutrisi
Kandungan zat anti nutrisi dari rumput gajah yakni HCN ( asam sianida), asam sitrat, dan asam oksalat. Ketiga zat ini memiliki batasan minimum dalam pemberian kepada ternak. Pada kandungan asam sianida yang lebih dari 500 ppm, sudah perlu diwaspadai. Level toksik HCN pada sapi dan kerbau 2,2 mg/kg bobot badan, sedangkan pada kambing dan domba 2,4 mg/kg bobot badan. Cara mengurangi pengaruh negatif HCN terhadap kesehatan ternak adalah dengan menambah unsur sulfur (S) atau vitamin B-12. Pakan ternak yang mengandung asam sitrat 2% sudah membahayakan bagi ternak. Batas toksisitas ternak ruminansia terhadap asam sitrat adalah 1 g  NO3/kg bobot badan.
2.      Pakan Tambahan (Konsentrat)
Ampas tahu
-         Nilai Gizi
Kandungan gizi dari ampas tahu yakni Protein 23,55%, Lemak 5,54%, Karbohidrat 26,92%, Abu 17,03%, Serat kasar 16,53%, Air 10,43%. Protein ampas tahu mempunyai nilai biologis lebih tinggi daripada protein biji kedelai dalam keadaan mentah, karena bahan ini berasal dari kedelai yang telah dimasak. Ampas tahu juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro; Fe 200-500 ppm, Mn 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm.
Apabila ampas tahu difermentasi dengan ragi yang mengandung kapang Rhyzopus Oligosporus dan R. Oryzae maka kandungan gizi didalamnya yakni memiliki protein kasar 21,66%, lemak kasar 2,73%, serat kasar 20,26%, Ca 1,09%, P 0,88%, dengan energi metabolis sebesar 2.830 kkal/ kg. Selain itu, kandungan asam amino lisin dan methionin serta vitamin B komplek yang cukup tinggi juga terdapat di dalamnya.
-         Harga
Selama ini stok ampas tahu masih melimpah, harganyapun masih sangat murah. Lebih murah jika dibandingkan dengan harga konsentrat. Haraganya kira kira sekitar 9-12 ribu per karung(±60-80kg). Sehingga masih sangat menguntungkan bagi para peternak. Peternak mengalani keuntungan yang lebih karena dengan sedikit pengeluaran tambahan buat membeli ampas tahu tetapi hasil yang di dapat akan lebih banyak. Waktu perawatan/pertumbuhan lebih cepat karena asupan protein bagi ternak lebih tinggi.
-         Ketersediaan
Stok ampas tahu saat ini masih melimpah. Hal ini dikarenakan banyak pabrik-pabrik tahu, mengingat bahwa tahu merupakan sumber pangan protein yang murah bagi masyaraakat pada umumnya. Namun hal ini bukan berarti tidak mendapat masalah. Ketersediaan bisa tersendat apabila kondisi dari bahan baku tahu yakni kedelai  mengalami kelangkaan maupun melonjak harganya karena sebagian besar kedelai yang kita peroleh merupakan kedelai impor.
-         Kandungan Anti Nutrisi
Di samping memiliki kandungan zat gizi yang baik, ampas tahu juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan mengganggu penyerapan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu, sehingga penggunaannya untuk unggas perlu hati-hati.

TERNAK BABI
A.     Sumber Energi
1.      Jagung
-         Nilai Gizi
Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam jaguung yakni protein kasar sebesar 10,50%, serat kasar sebesar 2%, kalsium sebesar 0,02%, phosfor sebesar 0,30%, dan Energi metabolisme sebesar 3420 Kkal/kg. Hal ini menunjukkan bahwa jagung merupakan bahan pakan penyusun ransum pada babi untuk memenuhi kebutuhan nutrien karbohidrat.
-         Harga
Kisaran dari harga jagung di tingkat petani yakni Rp 1.800,00 – Rp 2.300,00 per kg. Hal ini menunjukkan bahwa harga dipengaruhi oleh stok jagung nasional yang sering kali naik turun yang disebakan oleh keadaan cuaca saat ini yang tidak menentu.
-         Ketersediaan
Ketersediian stok jagung di Indonesia yakni pasang surut. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu serta jagung di Indonesia masih bersaing dengan kebutuhan pangan manusia.


-         Kandungan Anti Nutrisi
Jagung mengandung phytat. Phytat merupakan salah satu non polysaccharida dari dinding tanaman seperti silakat dan oksalat. Asam phytat termasuk chelat (senyawa pengikat mineral) yang kuat yang bisa mengikat ion metal divalent membentuk phytat komplek sehingga mineral tidak bisa diserap oleh tubuh. Selain itu jagung juga mengandung Non-starch polysaccharide (NSP). NSP adalah karbohidrat komplek yang terlihat di endosperm dinding sel dari biji cereal. Karbohidrat ini sukar dicerna sehingga lolos dari saluran pencernaan dan mengikat air sehingga viscositas cairan di saluran pencernaan tinggi. Viscositas di saluran pencernaan meningkat menyebabkan transport nutrient menurun dan absorpsi menurun.
B.     Sumber Protein
1.      Bungkil Kedelai
-         Nilai Gizi
Kandungan nutrisi bungkil kacang kedelai :
·         Protein kasar : 42 – 50 %
·         Energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg
·         Serat kasar : 6 %
Bungkil kedelai ini merupakan bahan pakan sumber protein yang cukup baik untuk ternak babi yang dilihat dari kandungan PK yang cukup tinggi. Kandungan protein bungkil kedelai  yang diperoleh secara mekanik adalah 41% dan mempunyai kandungan lemak 4,8%. Sedangkan yang diperoleh dengan pelarutan mempunyai kandungan lemak sebesar 1,32%. Bungkil kedelai agak rendah mengandung kalsium (0,27%). Kandungan phospor lebih rendah dibandingkan dengan bungkil biji kapas yaitu rata-rata 0,63%. Seperti biji kedelai, bungkil kedelai tidak menyediakan karoten dan vitamin D. Bungkil kedelai tidak kaya riboflavin tetapi kandungannya lebih tinggi dibandingkan dengan jagung dan butiran lainnya. Kandungan niacin tidak tinggi, kandungan thiamin bungkil kedelai sama dengan butiran lainnya.
-         Harga
Harga bungkil kedaelai ini sangat fluktuatif dengan keadaan pasar. Selain itu harga juga dipengaruhi dengan kadae protein di dalamnya. Kadar protein 44-50% bungkil kedelai diharga kisaran Rp. 4.500,00. Jika dilihat dari harganya memang dirasa mahal, namun untuk pemenuhan jangkaa panjang dengan intensitas yang baik, hasil yang dihasilkan yaitu aplikasi kepada ternak akan maksimal.
-         Ketersediaan
Ketersediian bungkil kedelai tergantung dari bahan utamanya yakni kedelai. Data Departemen pertanian, Direktorat Jenderal Bina Bina Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian bahwa sampai tahun 2001 secara nasional menunjukkan adanya disparitas neraca perdagangan kedelai dan hasil ikutan/olahannya. Tampak bahwa jumlah dan macam bentuk/produk ikutan/olahan kedelai yang diimpor lebih banyak dibanding ekspor yang hanya terbatas tepung kedelai. Antara tahun 1990-2001, laju impor masing-masing 6,8%/thn untuk kedelai kuning, 15,5% untuk kedelai hitam dan 25,1% untuk bungkil kedelai. Tingginya impor merupakan penggambaran tentang ketidakcukupan produksi dalam negeri untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat. Permintaan dimaksud untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan bahan makanan dalam negeri (industri tahu/tempe), juga industri pakan ternak yang memanfaatkan kedelai sebagai bahan baku (bungkil kedelai).
-         Zat Anti Nutrisi
Bungkil kedelai mengandung tannin 0,1 % BK. Tanin dapat menimbulkan penurunan palatabilitas dan penurunan pencernaan protein. Kadar tanin 0,3% dalam pakan ternak sudah dapat menimbulkan gangguan tersebut.

No comments:

Post a Comment

Comment Me