Thursday, May 5, 2011

Kontaminasi Susu Segar Oleh Verotoksigenik E.coli (VTEC)

Susu merupakan bahan pangan asal ternak yang mengandung banyak nutrisi, sehingga susu dapat digunakan sebagai penganti makanan tambahan.

Pemberian susu dapat digunakan sebagai makanan tambahan terutama pada penderita gizi buruk. Akan tetapi susu segar kadang sering terkontaminasi bakteri yang berbahaya. Salah satu bakteri yang berbahaya bagi kesehatan konsumen adalah Verotoksigenik E.coli (VTEC).

Verotoksigenik E.coli (VTEC) mampu memproduksi verotoksin. Bakteri ini mampu hidup pada PH 4,5 dan mati pada suhu 720C selama 16,2 detik atau 700C selama 2 menit. Pemanasan pada suhu 720C selama 16,2 detik atau 700C selama 2 menit VTEC dapat mati. VTEC dapat diisolasi dari susu sapi yang belum dipasteurisasi. Kejadian VTEC pada susu merupakan kontaminasi yang berasal dari feses.

Prevalensi dari VTEC di dalam susu antara 0-10% dan adanya VTEC dalam susu menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah. Penyakit akibat infeksi VTEC melalui milk borne disease. Dosis infektif untuk dapat menimbulkan infeksi dan gejala klinis kurang lebih 10 sel. Masa inkubasi antara 2-8 hari dan gejala akan muncul setelah 3-4 hari pasca infeksi.

VTEC bersifat enteroinvasif dan akan memproduksi toksin setelah berkolonisasi di dalam usus. Sitotoksin merupakan salah satu faktor virulensi dari VTEC. Sitotoksin akan memecah sel eukariotik dalam jumlah banyak dan aktif terhadap sel Vero (ginjal kera hijau afrika) sehingga disebut verotoksin. Verotoksin bersifat heat labile dan akan in aktif pada suhu 720C selama 16,2 detik atau 700C selama 2 menit.

Verotoksin merupakan suatu protein yang terdiri dari 1 bagian A-subunit dan 5 bagian B-subunit. Berat molekul A-subunit 30-35 kDA dan B-subunit 7-11 kDA Subunit A merupakan bagian yang berikatan antara toksin dengan reseptor glycolipid membrane yang disebut globotriosylceramide (Gb3). Verotoksin bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dengan in aktifasi 60s ribosom sub unit 28S RNA. Verotoksin strukturnya sama dengan Shiga toksin sehingga disebut “Shigella like toksin” (SLT) tetapi gen penyandinya berbeda.

Shiga like toksin ada 3 macam yaitu: Shiga like toksin 1, Shiga like toksin 2 dan varian dari Shiga like toksin 2 yang pada babi disebut VT2e dan menyebabkan edema disease, dan yang pada manusia disebut VT2h. VT2h dan VT2e berbeda dalam ikatan glikopeptidanya, tetapi aksi dari toksinnya sama. Perbedaan dari kedua toksin tersebut terletak pada salah satu asam amino di dalam A-subunit.

Sumber Sinartani

No comments:

Post a Comment

Comment Me